Aloha… masuk part 6 nih.
Ditunggu ya kritik dan saran di kolom komentar đ
Enjoy it !
. . .
“Mmm aku…”, aku masih berdiri, Toru memotong pembicaraanku. “Oh disini panas ya? Kau mau ke ruangan AC? Oh ok ayo kita pindah”, kata Toru sambil memadamkan rokoknya diatas asbak, lalu berdiri dan meraih gelasnya. Dia mempersilakanku jalan terlebih dahulu. Aku sungguh tidak menyukai momen ini, berjalan di depan cowok keren yg berada tepat di belakangku. Aku menjadi sangat tidak percaya diri.
Aku sudah memesan segelas cappucino panas, dan sekarang kami duduk di sebuah meja yg dekat dengan jendela samping kedai ini. Dari sini aku bahkan bisa melihat jendela kamar apartemenku.
“Jadi bagaimana latihanmu?”, tanya Toru menghancurkan kebekuan diantara kami.
“Oh semuanya lancar. Aku sangat menyukai semua member. Mereka memperlakukanku dengan baik”, jawabku sambil tersenyum.
“Iya. mereka semua memang orang yg menyenangkan”, tambahnya.
“Hmm bagaimana dengan ONE OK ROCK?”, tanyaku balik pada Toru.
“Kami dalam proses buat album baru”, jawabnya singkat.
“Hmm sering ke kedai sini juga?”, tanyanya lagi.
“Oh iya, soalnya ini yg terdekat”, kataku sambil tertawa kecil.
“Toru apa jg sering ke sini?”
“Gak. Ini baru pertama kali. Soalnya ban mobilku bocor di situ, nunggu orang bengkel dateng”, Toru menunjuk sebuah sedan hitam di seberang jalan. Iya itu mobilnya, yg pernah kutumpangi saat makan malam bersama SCANDAL.
Tak lama, dua orang terlihat berada di dekat mobilnya. Toru segera keluar, menyeberang jalan dan memberikan kunci mobilnya. Tampak seperti pegawai bengkel yg akan membawa mobil Toru.
Toru lalu kembali menyebrang, masuk ke dalam kedai, dan duduk kembali di hadapanku. Aku sungguh menikmati setiap langkah kakinya yg berjalan kembali kesini, ke padaku.
Namun lamunanku terbuyar saat Toru kembali berdiri, dan bilang,”Aku keluar bentar ya, ada Jamil nganter barang, dia buru2 makanya gak masuk sini”
Toru sedikit berlari keluar kedai, menghampiri sebuah mobil sport berwarna silver. Dari dalam terlihat Jamil melambaikan tangan ke arah Toru.
Dia memberikan sebuah tas kertas pada Toru. Mereka sedikit berbincang, lalu Jamil melihat ke arahku, sambil tersenyum dan melambaikan tangannya. Toru mundur beberapa langkah dan mobil Jamil berjalan pergi meninggalkan Toru.
Momen yg ku sukai terulang kembali, Toru berjalan ke arahku. Kali ini di sertai sebuah senyuman di wajahnya. Senyuman yg ditujukan untukku. Yang membuat lamunanku semakin menjadi-jadi. Andai saja setiap hari dia begini, berjalan kembali ke arahku, setelah dari manapun dia pergi, tetap kembali kesini, ke arahku. Seolah aku lah rumah baginya, rumah yg menjadi tujuan akhirnya tidak peduli sejauh apapun langkahnya, dia pasti akan pulang kembali, ke rumahnya, yaitu aku.
Aku kembali tersadar saat pipiki terpercik beberapa tetes air. Toru di depanku menyapukan tangannya beberapa kali pada rambutnya yg sedikit basah. “Mendadak hujan, untuk deket”, kata Toru.
Aku bahkan gak sadar kalo hujan mulai turun. Saking asiknya melihat Toru. Tak lama poselku berbunyi. Panggilan dari Su.
“Pineee aku gak jd datang ya, kakakku mau melahirkan, suaminya masih diluar kota, jd aku harus temani dia di rumah sakit”
“Ah iya. gakpapa, jagalah kakakmu dengan baik, salam untuk kakakmu ya”
“Ok siap! Maaf ya, besok aku traktir kamu deh. Bye”
“Ku tagih besok. Ok. Bye”
“Temanku yg kutunggu tidak jadi datang”, kataku pada Toru sambil meraih gelasku, kuminum cappucinoku yg sudah tidak panas sama sekali.
“Untung ada aku, jd kamu gak bosan”, kata Toru diakhiri dengan sedikit tawa yg membuat cappucino di mulutku berubah menjadi terasa sedikit hangat.
“Aku duluan ya”, aku memasukkan ponselku ke dalam tas dan hendak meninggalkan Toru.
“Hah mau kemana? masih hujan”, kata Toru sambil memegangi lenganku. Aku semakin salah tingkah hingga kakiku terbentur kursi. “Aww”
“Kamu gakpapa?”
“Gakpapa”
Aku malu banget…
“Apartemenku cuma disamping sini kok, lari2 jg udah nyampe, gak akan basah kuyup”, kataku meyakinkan Toru. Tapi kalo di suruh aku menemaninya disini, aku jg pasti mau hahaha.
“Oh gitu. apartemen yg itu?”, dia nunjuk ke luar jendela.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum.
“Tunggu aja sebentar lg reda kok”, Toru berkata sambil melihat ke langit.
Aku akhirnya kembali duduk, dan mengelus-elus lututku yg terbentur kursi tadi.
“Sakit?”, tanya Toru sambil tertawa pelan.
“Hm lumayan”, jawabku.
“Selain SCANDAL, apa di Jepang temanmu hanya Suzuka?”, Toru bertanya padaku. “Hmm tidak juga, aku kan punya kamu dan double Ryota hahaha”, aku menjawabnya dengan senyuman disusul bunyi tawa dari Toru.
“Ah itu yg kutunggu, ternyata kau menganggapku teman juga ya, wah arigatou ne!”, kata Toru sambil menundukan kepalanya seolah berterima kasih namun tetap sambil tertawa.
Tiba2 seorang pelayan mendatangi kami. “Permisi. Maaf mengganggu. Watashi wa Akira desu. Bolehkan saya minta tanda tangan Toru-kun? Kalo boleh sekalian foto bersama”, kata pelayan tersebut.
“Oh sure!”, Toru segera mengambil pulpen dari si pelayan dan menandatangani T-shirt putih yg bertulisan ONE OK ROCK milik pelayan itu. Kemudian sang pelayan mengambil foto bersama Toru.
“Ah bolehkan kita foto bertiga? Pine-san bersedia kan?”, tanya pelayan itu. Aku sungguh kaget. Dia bahkan mengetahui namaku. “Em ah, aku sedikit malu sebenarnya, aku kan bukan siapa2, sebaiknya kalian saja”, jawabku.
“Bukan siapa2 apanya, Pine-san kan pacarnya Toru dan juga akan bermain gitar untuk SCANDAL. Ayo lah”, balas pelayan itu sambil menyatukan telapak tangannya, seolah memohon. Toru hanya tertawa pelan sambil memangku wajah tampannya dengan tangan kirinya yg bertopang pada meja.
“Ah ayo lah”, Toru memajukan badannya, kali ini kepanya dekat sekali dengan kepalaku. Aku bahkan sampai menahan laju napasku. Pelayan itu segera merunduk, menyesuaikan posisi duduk kami.
“Terima kasih banyak ya. Semoga karir kalian berjalan mulus, semoga ONE OK ROCK dan SCANDAL makin sukses. Oh iya kalian jgn pulang dulu ya, sebagai tanda terima kasih, aku akan mengantarkan brownies untuk kalian. Sebentar ya”, pelayan tadi berjalan meninggalkan meja kami.
Aku masih terus memandangi punggung pelayan itu. Aku masih terheran2, apa aku sudah seterkenal ini? Aku bahkan belum pernah muncul di panggung bersama SCANDAL. Dan aku bahkan bukan pacar Toru. Sungguh luar biasa kekuatan media masa.
Tak lama kemudian pelayan itu datang lagi sambil membawa 2 piring kecil yg berisi brownies. “Silakan di nikmati. Oh iya, sepertinya kalian akan butuh air putih ya? Tunggu sebentar ya”, pelayan itu segera menuju dapur lagi untuk membawakan kami air putih.
Aku masih belum menyentuh browniesku. Torupun begitu, dia malah asik dengan ponselnya.
Tak lama ada sebuah notifikasi instagram dari ponselku. Kuambil ponsel dari dalam tasku.
“Eh follback aku ya”, kata Toru tiba2. Aku sedikit kaget dengan perkataannya. Ternyata notifikasi itu adalah dari akun Toru yg mulai memfollow akunku.
“Ah Toru-san, akulah yg duluan memfollow instagrammu bahkan saat aku masih di Indonesia”, jawabku sambil tersenyum.
“Oh ya? Ternyata kamu fangirlku juga ya?”, Toru kembali bertanya disertai tawa kecilnya, yang membuat kedai kopi ini seperti taman yg penuh bunga bagiku.
Kemudian ada sebuah notif lagi. Kali ini sebuah foto yg di tag ke aku. Hah? Dari Toru. Dia gesit sekali padahal kami saling berhadapan dan berbicara, sungguh dia memiliki sifat multi-tasking yg baik.
Di foto yg dia tag, bahkan tidak ada wajahku atau bahkan wajahnya. Hanya 2 gelas kopi, dan dua piring kecil brownies.
“Nunggu hujan reda, sambil ngopi, dan syukurlah dpt brownies gratis”
Itu caption dari foto yg dia tag ke aku.
“Ah Toru. Aku pikir ini foto apa, bahkan mukaku aja gak ada”, kataku sambil mengambil sesendok brownies lalu mengunyahnya.
“Oh harusnya memang kita selfie ya?”, kata Toru yg tiba2 langsung membuatku tersedak.
“Hey! kamu gakpapa?”, Toru segera menuangkan air putih pada gelas yg barusan di antar oleh pelayan tadi dan memberikannya padaku.
Segera ku ambil gelas dari tangannya. Langsung kuteguk sampai habis. Walaupun terhalang oleh gelas, wajah Toru masih terlihat jelas kalo dia sedang tersenyum sambil menggeleng2kan kepalanya melihatku. Ya ampun kayaknya dia ilfeel ya liat aku barusan.
Gelasku sudah kosong, kuletakkan kembali di meja, sementara kedua telapak tanganku masih menempel pada gelasku tadi.
Kali ini Toru malah sedikit tertawa. “Jadi sampai kapan tanganku…”, dia mengarahkan pandangannya pada gelasku. Ah sial, ternyata tangan kanannya masih menempel pada gelasku. Tampaknya dari tadi aku memegang tangannya saat dia memberikan air padaku. Aaaah aku malu sekali, segera ku lepaskan tanganku. Setelah kejadian itu, aku hanya menundukkan kepalaku, sementara Toru terus tertawa geli.
~
Akhirnya jam 7 aku sampai juga di apartemenku. Langsung kurebahkan tubuhku ke kasur, ku tutupi mukaku dengan bantal, aku masih membayangkan kejadian tadi, berani2nya aku memegang tangan Toru lama2 seperti tadi.
Setelah mandi aku menuju dapur untuk membuat ramen, makanan andalanku jika malas keluar untuk membeli makanan.
Sambil menunggu ramenku matang, ku cek ponselku yg sudah begitu penuh dengan notif instagram.
Seperti waktu pertama kali SCANDAL dan Ryota memperkenalkanku di instagram, seketika akun imstagramku langsung ramai, mulai dari followers baru dan jg komentar2 yg mementionku. Kali ini jg begitu.
“Lihat kan! Dia dan Pine benar2 pacaran”
“Toru-kun, aku benar2 patah hati kali ini”
“Kopi, brownies, hujan, cowok ganteng, aaah aku sungguh iri padamu Pine!”
“Oh kalian romatis sekali!”
“Kalian mulai go public ya, ganbatte! Aku mendukung kalian berdua”
“Mungkin mereka hanya teman dekat, toh mereka kan sama2 gitaris”
Komentar terakhir yg kubaca ini lebih masuk akal. Meski saat bertemu tadi kami bahkan tidak membahas gitar sama sekali.
Bodohnya aku, harusnya aku bisa menimba ilmu dari Toru. Aku akan mulai bersama SCANDAL, tapi aku tidak mencuri ilmu dari senpai yg sering kujumpai ini.
~
Siang ini aku dan Suzuka hanya memesan makan delivery ke kantor. Kami sedang malas makan diluar, malas juga makan di kantin. Semua orang seolah sedang membicarakanku. Bahkan kepala divisiku jg menanyaiku tadi pagi, tentang hubunganku dengan Toru.
Aku dan Su makan di atap kantor. Bersama dua orang teman kami yg lain, mereka sedang merokok. Merekapun juga bertanya tentang hubunganku dan Toru. Tapi karena mereka teman2 yg cukup dekat denganku, aku tentu bersedia menjawabnya bahkan secara panjang lebar mengenai semua kesalah pahaman ini. Tak lupa aku mengajak mereka untuk menonton konser perdanaku bersama SCANDAL besok malam.
~
Kali ini aku pulang sedikit malam, karena harus mengurusi temanku yg mabuk parah. Sehabis makan malam, aku, Su dan dua temanku mampir kesebuah bar. Tentu saja aku tidak ikutan minum, aku harus menjaga kesehatanku setidaknya sampai kontrakku dengan SCANDAL berakhir.
Aku tidak berencana sedikitpun untuk mencicipi alkohol, tapi aku terpaksa mencicipinya, hanya sedikit, benar2 sedikit.
Jadi, gadis yg bernama Nancy itu entah dari mana datangnya, tiba2 dia muncul dihadapanku lalu menyiramku dengan gelas berisi wine yg ada di tangannya. Seperti biasa, dia bersama Nyta. Kali ini Nancy lebih brutal dari sebelumnya. Dia mungkin sudah menahannya sejak pertemuan kami yg pertama.
“Benarkan kau bohong padaku?”, Nancy meneriakiku dan melemparkan gelasnya ke lantai. Semua mata yg ada di bar tertuju pada kami.
. . . . . . . .
B E R S A M B U N G
Ya elah vroh, Nancy lagi~
đđ©