Nice to Meet You, Toru-san! (7)

Yosh!!!

Welcome back to aishitoru… It’s 7th part. Inget gak di part 6 kemarin Pine udah kena sembur sama Nancy yang ngakunya pacarnya Toru. Mau tau dong lanjutannya? Yes, Enjoy it!

 

 

. . .

 

Hanya sebentar ku tatap wajahnya. Aku sibuk membersihkan wajahku dari wine yg dia siramkan.
Prak! Pipiku terasa panas kali ini. Aku barusan mendapat tamparan dari Nancy.
“Eh jawab dong! Benerkan kataku tadi? Dasar gak tau malu!”, Nancy kembali berteriak padaku. Tiba2 salah seorang temanku yg sudah berkurang tingkat kesadarannya, berdiri dan menjambak rambut Nancy.
“Awww! Siapa sih kamu?”, Nancy berteriak kesakitan sambil memegangi tangan temanku. Tapi tampaknya, temanku semakin kuat menjambaknya dan Nancy terus berteriak. Hingga beberapa pelayan bar datang memisahkan mereka. Akhirnya aku dan Su memutuskan untuk pulang.

Su sepertinya peminum yg baik, dia masih tetap sadarkan diri bahkan menyetir mobil untuk mengantarkanku dan dua teman kami yg mabuk berat.
“Kau baik2 saja kan?”, tanya Su saat aku keluar dari mobilnya yg berhenti tepat di depan apartemenku.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk.
“Jangan dipikirkan! Fokuslah pada penampilanmu dan SCANDAL besok malam”, Su benar2 sahabat yg baik. Dia pasti mengerti apa yg sebenarnya aku rasakan, makanya dia tampak khawatir seperti itu.
~

Lagu openning sudah berhasil aku bawakan dengan SCANDAL. Aku berusaha keluar dari gaya Mami yg biasanya, aku takut penonton membenci gayaku, tapi aku lebih takut jika mereka membenciku karena mengikuti gaya Mami.

“Apa kabar kalian? Terimakasih sudah datang, ini baru lagu pertama loh, semangatnya tolong dijaga sampai akhir ya? Wouw!!!”, kata Haruna ke pada penonton.

“Ah ini dia Pine, dia sahabat kami yg akan membantu mengisi posisi Mami malam ini, atau bahkan dalam beberapa konser kedepan. Pine silahkan perkenalkan dirimu”, lanjut Haru.

“Konbawa! Watashi wa Pine desu! Nice to meet you guys, thanks for coming!”, kataku dengan kepercayaan diri yg sedikit kupaksakan.

“Wouwh! Tepuk tangan untuk Pine! By the way dia cantik kan?”, tambah Tomomi kali ini.

Penonton mulai riuh dan bertepuk tangan. Ah sungguh melegakan, kupikir mereka akan melempariku dengan botol minuman atau bahkan dengan batu. Sungguh pemikiran yg kampungan. Aku tau semua yg hadir pasti fans SCANDAL garis keras, mereka pasti mendukung semua keputusan SCANDAL dan manajemennya. Dan mereka pasti menerimaku.

Beberapa penonton bahkan memberikanku bunga, boneka, kaos, dan kakikatur bergambar wajahku. Katanya mereka memberikan semua ini sebagai salam perkenalan untukku.
Diakhir konser aku bahkan meneteskan air mataku, ketika Haruna memintaku untuk mengungkapkan perasaanku di hadapan ribuan penonton.

“Aku sungguh tidak percaya kalian bisa menerimaku sebaik ini. Aku bahkan baru pertama kali tampil bersama SCANDAL. Terima kasih atas semua hadiah ini, dan juga atas support kalian. Aku tidak akan pernah melupakannya” air mataku menetes, dan mereka semua dpt melihatnya dengan jelas melalu layar raksasa yg beada di sisi kanan dan kiri panggung.

Konser perdanaku selesai. 3 orang temanku sudah menyambutku di belakang panggung. Mereka memelukku bersamaan. Rina juga ikut memelukku, disusul Tomomi dan Haruna. Aku dipeluk oleh 6 orang sekaligus. Pengap rasanya sampai sulit untuk mendapatkan oksigen. Tapi tangisku semakin pecah. Aku bahkan tidak lagi sekedar meneteskan beberapa butir air mata. Aku mengeluarkannya dgn deras dan bersuara “huu huu uuuuu”

Kemudian mereka melepaskan pelukan mereka. Mereka semua tertawa bersama. Sungguh pemandangan yg indah, semua sahabatku berkumpul dan berbagi tawa. Meski aku menangis, tapi tangisan ini adalah tangis bahagia.
“Ah kau ini cengeng sekali”, kata Suzuka.
“Iya. Apa kau menangis karena tidak suka hadiahnya?”, tambah Tomomi.
“Ah iya. Haruna pasti menginjak kakinya tadi makanya dia nangis”, Rina kali ini membuat semua tertawa kembali, termasuk aku.
“Wah selamat ya”, suara Toru yg berat terdengar di telingaku. Benar, dia maju beberapa langkah ke arahku sambil menyalamiku. “Kau keren juga rupanya ya”, tambahnya.

“Terima kasih”, aku tersenyum sambil menghapus air mataku.
“Pine-chan, selamat ya”, tiba2 Ryota muncul dan memukul pelan bahuku. “Kalo begini, Mami bisa dipecat hahaha”, Ryota berkata sangat pelan tepat di telingaku. “Ah kau ini, mana mungkin”, aku sebenarnya agak ge-er dengan perkataannya itu.

Dibelakang Ryota ada seorang perempuan cantik dan seorang laki2 yg sedang vaping, sampai wajahnya tertutup asap.
“Kenalin ini pacarku, Haru!”, kata Ryota sambil merangkul gadis itu.
“Hai” “Pine”, kata kami bersamaan. Ternyata Ryota sudah punya pacar. Sebagai fan ONE OK ROCK aku bahkan tidak tau kabar bahagia ini.
“Nah kalo ini kamu pasti sudah kenal, panggil aja Papa Tomato hahaha”, Ryota menarik laki2 yg wajahnya tertutup asap tadi.
“Ah! Tomo-kun! Nice to meet you”, aku sangat antusias kali ini.
“Nice to meet you too. Kamu td keren bgt loh, Pine”, puji Tomoya.
Toru, Ryota dan pacarnya mengangguk bersamaan seolah setuju dgn perkataan Tomoya.

“Ah sisa Taka, dia gak ikut?”, tanyaku pada mereka.
“Ikut kok, itu”, Toru menunjuk ke belakangku. Aku menoleh, dan mendapati Taka dan Haruna vokalisku sedang duduk berdua. Mereka tampak akrab sekali.
“Ini kencan ala mereka, akhirnya mereka punya waktu ketemuan jg ya hahaha”, kata Tomoya sambil menghisap kembali vapor di tangannya.
“Hah? Mereka pacaran?”, tanyaku kaget.
“Kau ini temannya atau bukan sih? Sudah lama mereka pacaran”, jawab Ryota.
Satu kejutan lg yg kudapati mengenai ONE OK ROCK dan SCANDAL.

Kembali aku melihat kearah Taka dan Haru. Mereka tampak sama2 bahagia. Kali ini Taka tampak memijat2 bahu Haru, dia pasti tau pacarnya letih sehabis konser.
Ah aku bahkan lupa dengan teman2ku, kemana mereka ya. Ku telusuri semua sisi, dan… akhirnya aku melihat mereka. Aku pikir mereka pulang karena kucuekin.
Aku mendapati mereka sedang narsis bersama member SCANDAL yg tersisa, Rina dan Tomomi. Entah sudah berapa banyak foto hasil selfie mereka.
~

 

Setibanya di apartemenku, aku memerika ponselku. Sungguh full dengan notifikasi. Mulai dari sms, panggilan tak terjawab, chat line, email masuk, dan yg paling ramai adalah di twitter dan instagram.
Begitu banyak foto yg di tag ke akunku, begitu banyak pula komentar yg mementionku. Dan salah satu diantaranya menarik perhatianku. Sebuah video yg di posting sebuah akun bernama @aquewcewequeqawayi
“Oh sial!”, kataku sambil terus menonton video itu. Video itu bukan video yg direkam saat konser tadi. Tapi di rekam kemarin malam, saat Nancy menyiramku dengan wine, lalu menamparku, meneriakiku, kemudian berteriak kesakitan karena mendapat jambakan dari temanku yg mabuk. Meski likers untuk video ini tidak terlalu banyak, tapi video ini cukup mengusikku. Memang baru saja di upload sekitar 1 jam lalu. Dan sudah ditonton 700 kali.

Sebuah panggilan masuk dgn nomor tak dikenal, tentu saja aku malas menjawabnya. Apalagi disaat seperti ini.
Kemudian disusul sebuah sms dari nomor tak dikenal itu juga.

“Apa kamu sudah sampai? Sudah tidur ya? Apa kamu baik2 aja? Kenapa kamu gak bilang kalo Nancy menyerangmu? Toru.”

Isi sms ini sedikit menenangkanku. Memang aku kaget Toru mengirimi ku pesan. Tapi karna sepertinya dia khawatir, aku jd sedikit senang.

Tanpa berpikir panjang, aku menghubungi Toru. Dan tanpa menunggu lama, dia langsung menjawab telponku yg justru membuatku kaget. Seolah tersadar bahwa aku yg menelponnya duluan, aku jadi gugup.

“Halo?
Pine?
Halo?
Apa kamu baik2 saja?”

“Ah iya. aku baik2 saja kok”

“Aku gak habis pikir dia bisa kayak gitu, maaf ya, mungkin salah paham aja.”

“Iya, wajar kok. Kalo aku punya pacar yg digosipkan punya hubungan sm cewek lain, aku jg pasti punya rasa ingin menampar cewek itu hahaha”

“Aku sama Nancy memang pernah pacaran, tapi setahun lalu kami putus. Makanya aku kaget kenapa dia bisa begitu”

“Hah? sudah putus? tapi dia bilang…”

“Dia bilang apa?”

“Ah tidak sih, tidak ada apa2. Eh sudah dulu ya, aku ngantuk nih”

“Oh iya iya, kamu pasti capek banget. Aku cuma mau minta maaf gara2 aku, Nancy jd berlaku begitu ke kamu. Maaf ya, selamat tidur”

“Aaah ya ya ya, sudah lah gakpapa. Ok oyasuminasai”

 

~

Pagi ini hujan cukup lebat, aku berencana jogging dengan Rina tapi kami urungkan. Akhirnya aku hanya berjalan menggunakan payung merahku menuju sebuah ramen shop. Sama seperti pagiku yang lain, biasanya aku selalu mampir di mini market untuk membeli kopi panas.

“Ah Pine-san, ohaiyou!”, sapa salah seorang gadis berseragam SMA yg tampaknya jg mampir ke mini market ini sebelum ke sekolah.

“Ah, ya ohaiyou”, jawabku singkat sambil tersenyum.

“Pertunjukan tadi malam sangat luar biasa. Kau keren banget onee-chan!”, gadis mengacungkan dua ibu jari tangannya padaku.

“Ah arigatou”

“Boleh kita foto bareng?”

“Oh. ah ya”

*Ckrek ckrek ckrek*

“Sankyu, boleh minta tanda tangan?”

“Sure”

Gadis itu memberikan spidol berwarna biru padaku, lalu mendekatkan tubuhnya.

“Tanda tangani kerah baju ya”

“Hah. apa gak masalah?”

“Iya. ini kan bajuku sendiri bukan baju pinjaman. Ayolah aku bisa terlambat. Jangan lupa tulis pesan yg manis untukku”

Aku bingung memikirkan pesan yg manis untuknya sampai, gadis itu terus berbicara, bahkan tak ku hiraukan. Ini pertama kalinya aku menulis kata2 mutiara untuk fans.

“Hey hey hey onee-chan apa kamu melamun? Kau tidak menjawab pertanyaanku?”

“Ah sorry, aku sedang memikiran harus menulis apa. Memangnya kamu tadi nanya apa?”

“Aaah kau pasti sedang memikirkan Nancy kan? Sudahlah. Toru pasti sudah membuangnya makanya dia geram pada pacar barunya Toru-nii”

“Ah apaan sih?”

“Ah sudah dulu ya, aku harus berlari ke sekolah kali ini gara2 kau lama sekali memberiki tanda tangan, oh ya aku akan datang kesini setiap pagi, aku harap kita bisa ketemu lagi, semangat ya onee-chan. i love you”

Gadis SMA itu berlari mundur sambil terus melambaikan tangannya. Aku hanya tersenyum dan membalas lambaian tangannya.

. . .

Sebuah sms masuk saat aku sedang makan ramen.

“Siang ini temui aku di coffee shop tempat pertama kita bertemu. Aku tau kau libur hari ini, jadi jangan sampai tidak datang, ingat jangan sok sibuk!!! by Nancy”

 

 

. . . . .

B E R S A M B U N G

 

 

 

Hayoooo ngapain Nancy ngajak Pine ketemuan?

Btw Nancy dapet nomor hp Pine dari siapa ya?

Hmmmmm

😑😒

 

Nice to Meet You, Toru-san! (6)

Aloha… masuk part 6 nih.

Ditunggu ya kritik dan saran di kolom komentar 😜

 

 

Enjoy it !

 

. . .

“Mmm aku…”, aku masih berdiri, Toru memotong pembicaraanku. “Oh disini panas ya? Kau mau ke ruangan AC? Oh ok ayo kita pindah”, kata Toru sambil memadamkan rokoknya diatas asbak, lalu berdiri dan meraih gelasnya. Dia mempersilakanku jalan terlebih dahulu. Aku sungguh tidak menyukai momen ini, berjalan di depan cowok keren yg berada tepat di belakangku. Aku menjadi sangat tidak percaya diri.

Aku sudah memesan segelas cappucino panas, dan sekarang kami duduk di sebuah meja yg dekat dengan jendela samping kedai ini. Dari sini aku bahkan bisa melihat jendela kamar apartemenku.

“Jadi bagaimana latihanmu?”, tanya Toru menghancurkan kebekuan diantara kami.
“Oh semuanya lancar. Aku sangat menyukai semua member. Mereka memperlakukanku dengan baik”, jawabku sambil tersenyum.
“Iya. mereka semua memang orang yg menyenangkan”, tambahnya.
“Hmm bagaimana dengan ONE OK ROCK?”, tanyaku balik pada Toru.
“Kami dalam proses buat album baru”, jawabnya singkat.
“Hmm sering ke kedai sini juga?”, tanyanya lagi.
“Oh iya, soalnya ini yg terdekat”, kataku sambil tertawa kecil.
“Toru apa jg sering ke sini?”
“Gak. Ini baru pertama kali. Soalnya ban mobilku bocor di situ, nunggu orang bengkel dateng”, Toru menunjuk sebuah sedan hitam di seberang jalan. Iya itu mobilnya, yg pernah kutumpangi saat makan malam bersama SCANDAL.

Tak lama, dua orang terlihat berada di dekat mobilnya. Toru segera keluar, menyeberang jalan dan memberikan kunci mobilnya. Tampak seperti pegawai bengkel yg akan membawa mobil Toru.
Toru lalu kembali menyebrang, masuk ke dalam kedai, dan duduk kembali di hadapanku. Aku sungguh menikmati setiap langkah kakinya yg berjalan kembali kesini, ke padaku.
Namun lamunanku terbuyar saat Toru kembali berdiri, dan bilang,”Aku keluar bentar ya, ada Jamil nganter barang, dia buru2 makanya gak masuk sini”
Toru sedikit berlari keluar kedai, menghampiri sebuah mobil sport berwarna silver. Dari dalam terlihat Jamil melambaikan tangan ke arah Toru.

Dia memberikan sebuah tas kertas pada Toru. Mereka sedikit berbincang, lalu Jamil melihat ke arahku, sambil tersenyum dan melambaikan tangannya. Toru mundur beberapa langkah dan mobil Jamil berjalan pergi meninggalkan Toru.
Momen yg ku sukai terulang kembali, Toru berjalan ke arahku. Kali ini di sertai sebuah senyuman di wajahnya. Senyuman yg ditujukan untukku. Yang membuat lamunanku semakin menjadi-jadi. Andai saja setiap hari dia begini, berjalan kembali ke arahku, setelah dari manapun dia pergi, tetap kembali kesini, ke arahku. Seolah aku lah rumah baginya, rumah yg menjadi tujuan akhirnya tidak peduli sejauh apapun langkahnya, dia pasti akan pulang kembali, ke rumahnya, yaitu aku.
Aku kembali tersadar saat pipiki terpercik beberapa tetes air. Toru di depanku menyapukan tangannya beberapa kali pada rambutnya yg sedikit basah. “Mendadak hujan, untuk deket”, kata Toru.
Aku bahkan gak sadar kalo hujan mulai turun. Saking asiknya melihat Toru. Tak lama poselku berbunyi. Panggilan dari Su.

“Pineee aku gak jd datang ya, kakakku mau melahirkan, suaminya masih diluar kota, jd aku harus temani dia di rumah sakit”
“Ah iya. gakpapa, jagalah kakakmu dengan baik, salam untuk kakakmu ya”
“Ok siap! Maaf ya, besok aku traktir kamu deh. Bye”
“Ku tagih besok. Ok. Bye”

“Temanku yg kutunggu tidak jadi datang”, kataku pada Toru sambil meraih gelasku, kuminum cappucinoku yg sudah tidak panas sama sekali.
“Untung ada aku, jd kamu gak bosan”, kata Toru diakhiri dengan sedikit tawa yg membuat cappucino di mulutku berubah menjadi terasa sedikit hangat.
“Aku duluan ya”, aku memasukkan ponselku ke dalam tas dan hendak meninggalkan Toru.
“Hah mau kemana? masih hujan”, kata Toru sambil memegangi lenganku. Aku semakin salah tingkah hingga kakiku terbentur kursi. “Aww”
“Kamu gakpapa?”
“Gakpapa”
Aku malu banget…
“Apartemenku cuma disamping sini kok, lari2 jg udah nyampe, gak akan basah kuyup”, kataku meyakinkan Toru. Tapi kalo di suruh aku menemaninya disini, aku jg pasti mau hahaha.

“Oh gitu. apartemen yg itu?”, dia nunjuk ke luar jendela.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum.
“Tunggu aja sebentar lg reda kok”, Toru berkata sambil melihat ke langit.
Aku akhirnya kembali duduk, dan mengelus-elus lututku yg terbentur kursi tadi.
“Sakit?”, tanya Toru sambil tertawa pelan.
“Hm lumayan”, jawabku.

“Selain SCANDAL, apa di Jepang temanmu hanya Suzuka?”, Toru bertanya padaku. “Hmm tidak juga, aku kan punya kamu dan double Ryota hahaha”, aku menjawabnya dengan senyuman disusul bunyi tawa dari Toru.
“Ah itu yg kutunggu, ternyata kau menganggapku teman juga ya, wah arigatou ne!”, kata Toru sambil menundukan kepalanya seolah berterima kasih namun tetap sambil tertawa.
Tiba2 seorang pelayan mendatangi kami. “Permisi. Maaf mengganggu. Watashi wa Akira desu. Bolehkan saya minta tanda tangan Toru-kun? Kalo boleh sekalian foto bersama”, kata pelayan tersebut.
“Oh sure!”, Toru segera mengambil pulpen dari si pelayan dan menandatangani T-shirt putih yg bertulisan ONE OK ROCK milik pelayan itu. Kemudian sang pelayan mengambil foto bersama Toru.
“Ah bolehkan kita foto bertiga? Pine-san bersedia kan?”, tanya pelayan itu. Aku sungguh kaget. Dia bahkan mengetahui namaku. “Em ah, aku sedikit malu sebenarnya, aku kan bukan siapa2, sebaiknya kalian saja”, jawabku.
“Bukan siapa2 apanya, Pine-san kan pacarnya Toru dan juga akan bermain gitar untuk SCANDAL. Ayo lah”, balas pelayan itu sambil menyatukan telapak tangannya, seolah memohon. Toru hanya tertawa pelan sambil memangku wajah tampannya dengan tangan kirinya yg bertopang pada meja.
“Ah ayo lah”, Toru memajukan badannya, kali ini kepanya dekat sekali dengan kepalaku. Aku bahkan sampai menahan laju napasku. Pelayan itu segera merunduk, menyesuaikan posisi duduk kami.

“Terima kasih banyak ya. Semoga karir kalian berjalan mulus, semoga ONE OK ROCK dan SCANDAL makin sukses. Oh iya kalian jgn pulang dulu ya, sebagai tanda terima kasih, aku akan mengantarkan brownies untuk kalian. Sebentar ya”, pelayan tadi berjalan meninggalkan meja kami.
Aku masih terus memandangi punggung pelayan itu. Aku masih terheran2, apa aku sudah seterkenal ini? Aku bahkan belum pernah muncul di panggung bersama SCANDAL. Dan aku bahkan bukan pacar Toru. Sungguh luar biasa kekuatan media masa.
Tak lama kemudian pelayan itu datang lagi sambil membawa 2 piring kecil yg berisi brownies. “Silakan di nikmati. Oh iya, sepertinya kalian akan butuh air putih ya? Tunggu sebentar ya”, pelayan itu segera menuju dapur lagi untuk membawakan kami air putih.
Aku masih belum menyentuh browniesku. Torupun begitu, dia malah asik dengan ponselnya.
Tak lama ada sebuah notifikasi instagram dari ponselku. Kuambil ponsel dari dalam tasku.
“Eh follback aku ya”, kata Toru tiba2. Aku sedikit kaget dengan perkataannya. Ternyata notifikasi itu adalah dari akun Toru yg mulai memfollow akunku.
“Ah Toru-san, akulah yg duluan memfollow instagrammu bahkan saat aku masih di Indonesia”, jawabku sambil tersenyum.
“Oh ya? Ternyata kamu fangirlku juga ya?”, Toru kembali bertanya disertai tawa kecilnya, yang membuat kedai kopi ini seperti taman yg penuh bunga bagiku.
Kemudian ada sebuah notif lagi. Kali ini sebuah foto yg di tag ke aku. Hah? Dari Toru. Dia gesit sekali padahal kami saling berhadapan dan berbicara, sungguh dia memiliki sifat multi-tasking yg baik.
Di foto yg dia tag, bahkan tidak ada wajahku atau bahkan wajahnya. Hanya 2 gelas kopi, dan dua piring kecil brownies.
“Nunggu hujan reda, sambil ngopi, dan syukurlah dpt brownies gratis”
Itu caption dari foto yg dia tag ke aku.
“Ah Toru. Aku pikir ini foto apa, bahkan mukaku aja gak ada”, kataku sambil mengambil sesendok brownies lalu mengunyahnya.
“Oh harusnya memang kita selfie ya?”, kata Toru yg tiba2 langsung membuatku tersedak.

“Hey! kamu gakpapa?”, Toru segera menuangkan air putih pada gelas yg barusan di antar oleh pelayan tadi dan memberikannya padaku.
Segera ku ambil gelas dari tangannya. Langsung kuteguk sampai habis. Walaupun terhalang oleh gelas, wajah Toru masih terlihat jelas kalo dia sedang tersenyum sambil menggeleng2kan kepalanya melihatku. Ya ampun kayaknya dia ilfeel ya liat aku barusan.
Gelasku sudah kosong, kuletakkan kembali di meja, sementara kedua telapak tanganku masih menempel pada gelasku tadi.
Kali ini Toru malah sedikit tertawa. “Jadi sampai kapan tanganku…”, dia mengarahkan pandangannya pada gelasku. Ah sial, ternyata tangan kanannya masih menempel pada gelasku. Tampaknya dari tadi aku memegang tangannya saat dia memberikan air padaku. Aaaah aku malu sekali, segera ku lepaskan tanganku. Setelah kejadian itu, aku hanya menundukkan kepalaku, sementara Toru terus tertawa geli.

~

Akhirnya jam 7 aku sampai juga di apartemenku. Langsung kurebahkan tubuhku ke kasur, ku tutupi mukaku dengan bantal, aku masih membayangkan kejadian tadi, berani2nya aku memegang tangan Toru lama2 seperti tadi.

Setelah mandi aku menuju dapur untuk membuat ramen, makanan andalanku jika malas keluar untuk membeli makanan.
Sambil menunggu ramenku matang, ku cek ponselku yg sudah begitu penuh dengan notif instagram.
Seperti waktu pertama kali SCANDAL dan Ryota memperkenalkanku di instagram, seketika akun imstagramku langsung ramai, mulai dari followers baru dan jg komentar2 yg mementionku. Kali ini jg begitu.

“Lihat kan! Dia dan Pine benar2 pacaran”

“Toru-kun, aku benar2 patah hati kali ini”

“Kopi, brownies, hujan, cowok ganteng, aaah aku sungguh iri padamu Pine!”

“Oh kalian romatis sekali!”

“Kalian mulai go public ya, ganbatte! Aku mendukung kalian berdua”

“Mungkin mereka hanya teman dekat, toh mereka kan sama2 gitaris”

Komentar terakhir yg kubaca ini lebih masuk akal. Meski saat bertemu tadi kami bahkan tidak membahas gitar sama sekali.

Bodohnya aku, harusnya aku bisa menimba ilmu dari Toru. Aku akan mulai bersama SCANDAL, tapi aku tidak mencuri ilmu dari senpai yg sering kujumpai ini.
~

Siang ini aku dan Suzuka hanya memesan makan delivery ke kantor. Kami sedang malas makan diluar, malas juga makan di kantin. Semua orang seolah sedang membicarakanku. Bahkan kepala divisiku jg menanyaiku tadi pagi, tentang hubunganku dengan Toru.
Aku dan Su makan di atap kantor. Bersama dua orang teman kami yg lain, mereka sedang merokok. Merekapun juga bertanya tentang hubunganku dan Toru. Tapi karena mereka teman2 yg cukup dekat denganku, aku tentu bersedia menjawabnya bahkan secara panjang lebar mengenai semua kesalah pahaman ini. Tak lupa aku mengajak mereka untuk menonton konser perdanaku bersama SCANDAL besok malam.

~

Kali ini aku pulang sedikit malam, karena harus mengurusi temanku yg mabuk parah. Sehabis makan malam, aku, Su dan dua temanku mampir kesebuah bar. Tentu saja aku tidak ikutan minum, aku harus menjaga kesehatanku setidaknya sampai kontrakku dengan SCANDAL berakhir.

Aku tidak berencana sedikitpun untuk mencicipi alkohol, tapi aku terpaksa mencicipinya, hanya sedikit, benar2 sedikit.
Jadi, gadis yg bernama Nancy itu entah dari mana datangnya, tiba2 dia muncul dihadapanku lalu menyiramku dengan gelas berisi wine yg ada di tangannya. Seperti biasa, dia bersama Nyta. Kali ini Nancy lebih brutal dari sebelumnya. Dia mungkin sudah menahannya sejak pertemuan kami yg pertama.
“Benarkan kau bohong padaku?”, Nancy meneriakiku dan melemparkan gelasnya ke lantai. Semua mata yg ada di bar tertuju pada kami.

 

. . . . . . . .

B E R S A M B U N G

 

Ya elah vroh, Nancy lagi~

😒😩

Nice to Meet You, Toru-san! (5)

#3hoursago

“Oh shit! dia gak jawab telponku”, teriak seorang gadis berambut pirang sambil melempar ponselnya ke kasur. Dia Nancy, seorang model berusia 21 tahun asal Rusia yg kini sedang mendapat job di Jepang. Sebelumnya dia juga sempat bekerja di Jepang, tapi hanya sekitar satu tahun. Dia tinggal disebuah apartemen bersama seorang temannya yg juga seorang model.
“So just find out her!”, kali ini temannya tampak seperti memberi saran padanya. Gadis yg bernama Nyta ini, merupakan teman Nancy yg setia. Nyta sedikit lebih pendek beberapa centimeter dari Nancy, namun ciri lainnya hampir menyerupai Nancy.
“How can i…?”, kata Nancy sambil menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Sang sahabatpun memeluknya sambil berkata,”Kalo memang benar mereka ada hubungan pasti suatu saat kita akan mendapati mereka bersama. Jika saat itu tiba, aku akan menggantikanmu untuk menjambak rambutnya, aku tau tak akan mampu melakukannya di depan Toru.”

Nyta akhirnya mengajak Nancy keluar apartemen untuk menenangkan diri, mereka sepakat untuk pergi ke sebuah kedai kopi.

“Oh shit! Nancy! Look at two girls in the corner. And look at the one who wearing navy shirt. She is that bitch, right?”, Nyta menunjuk ke arah meja yg di duduki dua orang gadis, yg salah satunya menggunakan kaos berwarna navy, ya itu aku!

 

~

“Oh well. nice to meet you too”, aku menjawab salam perkenalan dari Nancy.
“So?”, dia seperti memulai pertanyaan temannya tadi.
“Oh. Toru? Aaah your boyfriend is my friend. Haha”, aku sedikit sok asik kali ini. Ah padahal hatiku sedikit sakit mendengar salam perkenalannya tadi.
“Just friend? Are u sure?”, tanya Nancy lagi, dengan sedikit mendekatkan tubuhnya ke arahku.
“Ya. tentu saja”, hanya ku jawab dengan singkat.
“Ok. I believe what you said. So can you act like a friend to him?”, kata Nancy sambil menyandarkan kembali punggungnya pada kursi yg didudukinya.
“Sure. I always act like a friend suppose to do”, jawabku dengan sok cool lalu mengambil cangkir kopiku dan meneguknya.

“Oh. Ok. Thank you, Pine-san. Enjoy your coffee!”, kata Nancy sambil berlalu meninggalkan meja kami, lalu diikuti oleh Nyta.

“Benar kata ibuku, wanita yg hampir sempurna bentuk tubuh dan wajahnya biasanya punya perilaku buruk”, Su-chan berkata sambil terus melihat kedua gadis tadi dengan tatapan kesal. Aku hanya tersenyum, lalu meneguk kopiku hingga habis. “Pulang yok, aku belum mandi nih”, tiba2 aku membuat Su mengalihkan padangannya pada 2 gadis tadi menjadi ke arahku. “Aaah kamu gak asik, kita kan belum ngebahas 2 cewek tadi, masa udh mau pulang”, kata Su sambil melemparkan dua sacet gula ke arahku. Dia memang imut kalo lagi ngambek. “Apa yg harus kita bahas? Km bahkan dengar semua perkataannya td kan?”, kali ini melempar balik bungkusan2 kecil gula itu padanya. “Ah km pikir aku paham, km dan dia dari td pakai bahas inggris aku hanya tau waktu dia bilang, I’m Nancy, selebihnya dia berbicara terlalu cepat!”, kata Su lalu menempelkan kepalanya di meja. Aku tertawa tiada henti kali ini, Su lucu sekali, meski dia 3 tahun lebih tua dariku, tp aku rasa dia lebih imut dariku. Dia pasti sangat payah saat ujian toefl di part listening hahaha.
“Besok aku ceritakan di kantor ya”, aku coba menghentikan tingkah imutnya sambil mengacak-acak rambutnya dengan tangan kiriku. “Ah kau ini! Setidaknya ayo makan dulu sebelum pulang, traktir aku!”, katanya. Aku hanya mengangkat alisku lalu berdiri kemudian menarik tangannya mengajaknya keluar dari kedai kopi ini.

 

~

Aku berada di balik komputer di meja kerjaku. Sekarang pukul 11.20 dan sebentar lg akhirnya istirahat juga. Aku meraih ponselku, untuk mengirimi Su-chan sebuah sms, aku ingin mengajaknya mencari ice cream setelah makan siang nanti. Padahal kami berada dalam satu rungan, tapi kami memang lebih sering berbicang lewat sms jika di kantor. Takut mengganggu pekerjaan teman yg lain atau terkadang memang sedang membicarakan teman satu ruangan kami.

Belum sempat aku mengetik sms untuk Su, tiba2 ada sebuah sms masuk ke ponselku.
“Pine-chan, jangan lupa jam 1 ini latihan kedua kita ya. Your kawaii drummer, Rina”
Ternyata sms dari Rina. Hah? Apa? Aku harus latihan lagi jam 1 siang ini? Aku kan lagi kerja, gimana ini. Kenapa tidak latihan malam aja sih. Aaah bagaimana ini aku kan sudah tanda tangan kontrak dengan manajemen SCANDAL. Ah apa aku bilang saja kalo aku sedang tidak enak badan pada Rina ya. Ah tp aku ingin sekali bermain gitar, aku muak bahkan saat kerja aku masih mengingat Nancy. Aku ingin bertemu Rina dan lainnya, mereka selalu membuatku tertawa. Kusandarkan tubuhku pada kursi kerjaku, dengan menghembuskan napas panjang aku memejamkan mataku. Tiba2 aku menyadari kalo aku punya Su-chan, sahabat yg selalu mendengarkan keluhanku selama di Jepang. Mungkin aku harus meminta saran darinya. Segera ku ketik sebuah sms untuknya.
“Susul aku ke toilet sekarang ya”, aku berdiri meninggalkan ruanganku dan duluan berjalan ke toilet. Tak lama kemudian Su sudah berada beberapa langkah di belakangku.
“Sejak kapan kau takut ke toilet sendirian?”, tanya Su sambil memukul keningku dengan pulpen yg masih dia bawa dari ruangan kerja kami tadi. Aku segera menceritakan semua padanya. Tanpa berkata apapun, Su menarik tanganku berjalan keluar dari toilet dan masuk kembali ke ruangan kami. Dia menyuruhku duduk di kursiku kembali, tiba2 dia membereska meja kerjaku, memasukkan ponsel, notebook kecilku yg berwarna navy, dan beberapa barangku yg lain ke dalam tasku. Seorang temanku yg duduk bersebelahan denganku bertanya,”Udah mau pulang?”
“Iya. Pine sakit”, jawab Su singkat. Kemudian meletakkan tasku kembali diatas meja kerjaku lalu berjalan menjauh, ku tarik tangannya, dia melepaskan tanganku sambil berkata,”Kau tunggu saja”
Su ternyata berjalan menuju ruang kepala divisi kami. Beberapa menit kemudian Su keluar lalu segera menuju ke meja kerjanya, mengambil ponsel dan tasnya lalu menuju ke arahku. Menggandeng lenganku dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya membawa 2 tas, tasnya dan tasku.

“Jalannya pelan2 aja, masih kuat kan?”, dia berbicara padaku dengan wajah penuh kekhawatiran. 10 menit kemudian kami sampai di dalam mobilnya. “Ah sial! capek banget jalan pelan2 kayak tadi, bawa tas 2, terus nuntun orang satu ini”, dia berkata sambil melemparkan tasku kepangkuanku yg sudah duduk di kursi penumpang di sampingnya. “Ah terima kasih Su-chankuuu”, aku segera memelukknya erat2. “Hey hey hey sudah jam berapa ini, ayo ku antar ke tempat latihanmu”, dia berkata sambil melepaskan pelukanku. “Ah tidak usah, aku naik bus saja, kau kembalilah kerja”, kataku.
“Percuma aku acting tadi kalo aku tidak bisa mendapatkan waktu istirahat yg lebih panjang. Mereka kan mengira aku mengantarkanmu ke rumah sakit, lalu pasti aku jg harus makan siang, dan itu akan memakan waktu lama untuk kembali ke kantor. Sudahlah ayo aku antar, aku jg pengen liat studio SCANDAL”, Su menyalakan mesin mobilnya lalu kami meninggalkan kantor. Kami mampir membeli sushi dan memakannya selagi dalam perjalanan.

“Wah tepat waktu sekali, bahkan masih kurang 10 menit lagi”, kata Haruna. Dia orang pertama yg sampai sebelum aku. “Ah kenapa pakaianmu hari ini seperti orang kantoran?”, tanyanya. “Ah iya aku ada sedikit kerjaan sebelum kesini”, jawabku dengan sedikit cengiran.

“Oh Haru, kenalin ini Su, temanku, ah bukan, maksudku sahabatku”, aku memperkenalkan Su pada Haru. “Haruna” “Suzuka” jawab mereka bersamaan. “Wah Su-san cantik ya”, kata Haru memuji Su dan membuat Su sedikit salah tingkah. “Oh arigatou gozamasu, Haruna jg jauh lebih cantik aslinya dari pada di tv”, kata Su memuji balik Haru. Tak lama kemudian Rina dan Tomomipun datang, latihan segera kami mulai. Baru sekitar 15 menit kami mulai latihan, Su pamit untuk kembali ke kantor. Hanya sisa kami berempat di studio.

Sekitar 2 jam latihanpun selesai. Sekarang pukul 15.00, aku, Rina, dan Haru duduk di sofa sementara Tomomi mengambilkan kami minuman yg ada di kulkas. Sama seperti studio ONE OK ROCK, studio milik SCANDAL bagus, aku seperti mimpi bisa berteman sedekat ini dengan mereka. Tiba2 ponsel Rina berdering, segera dia jawab.
“Oh kenapa? aku lagi di studio nih, tapi udah kelar sih latihannya. Yah aku agak telat deh kesana, aku baru kelar nih masih ada urusan sedikit, gakpapa ya? Ok bye!”, Rina meletakkan kembali ponselnua di meja.
“Siapa?”, tanya Haru.
“Ryota. Dia minta ditemenin beli bunga, katanya malu kalo dia yg beli.”, jawab Rina sambil menggeleng2kan kepalanya.
“Yanagi-san?”, tanya Tomomi.
“Bukan Ryota senpai kita. Ryota kakak sepupuku, Ryota Kohama yg tidak suka pakai baju itu”, jawab Rina.
Aku sedikit kaget mendapati fakta bahwa Rina SCANDAL dan Ryota ONE OK ROCK adalah saudara sepupu. Mungkin ekspresiku kali ini terlalu terlihat, hingga Tomomi melemparkan bantal segi4 yg di pangkunya kearah wajahku dan mengundang tawa oleh member lainnya.

Beberapa menit kemudian, Ryota sudah ada di dalam studio. “Jadi ini urusan yg kamu bilang tadi? Ngegosip bareng? Ah sudah kuduga!”, kata Ryota tanpa mengucap salam terlebih dahulu.
“Hey. Ucapkan salam dulu”, kali ini Haru yg melemparkan bantal ke arah Ryota.
“Ah aku tidak akan pernah menang jika berkumpul dengan kalian, ayo Rina temani akuuu”, kali ini Ryota sedikit merengek sambil menarik2 tangan adik sepupunya.
“Hey kamu ini gak sopan, ini ada teman baru, bukannya kenalan malah buru2”, kata Tomomi pada Ryota sambil menunjuk ke arahku.
“Woaaah ini kan yg di berita online aku baca td pagi”, dia tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya, mengajakku berjabat tangan.
“Pine to moshimasu”, kataku memperkenalkan diri sambil menjabat tangan Ryota.
“Berita apa yg kamu baca td pagi?”, tanya Haru pada Ryota.
Ryota terlihat berkutat dengan ponselnya, beberapa detik kemudia memberikan ponselnya pada Haru,”Ini yg aku baca tadi pagi”

“Woaaah. Perhatian semuanya! Dengar ini. PACAR TORU ONE OK ROCK GANTIKAN MAMI SCANDAL. Sugoii. Jadi Pine ini…”, belum selesai Haru berbicara. Ryota segera merampas ponselnya dari tangan Haru. Ryota kembali tersenyum lebar ke arahku. “Ah jadi hubungan kalian berlanjut sejak makan malam itu?”, tanya Tomomi sambil menyenggol2 lenganku disertai senyumannya yg super kawaii.

Pukul 16.10 aku sudah berada di dalam mobil Ryota bersama dia dan Rina. Ryota memberiku tumpangan pulang, ah bukan pulang, seperti sore2 lainnya, aku ke sebuah kedai kopi dekat apartemenku. Aku menunggu Su pulang kerja. Dan… sampailah tujuanku. Aku segera membuka pintu mobil dan menoleh ke arah Ryota, untuk mengucapkan terima kasih, tapi Ryota tidak menghiraukanku sama sekali, dia malah membuka pintu dan keluar dari mobil dengan wajah tertawa ke arah keluar sana. Rinapun menoleh heran ke arah Ryota. Kemudian pandangan kami saling bertemu, Rina hanya mengangkat bahu melihat tingkah kakak sepupunya. Lalu padangan kami tertuju ke arah apa yg di lihat oleh Ryota. Seorang laki2 berkaca mata hitam, duduk di kedai kopi yg akan aku datangi, dia duduk di meja bagian luar dan sedang merokok. Iya. Dia Toru.

Rina segera turun dari mobil, dan menarikku keluar lalu menghampiri Ryota dan Toru.

“Ah jd ini teman yg akan kau temui di kedai ini?”, tanya Rina padaku tepat dihadapan Toru dan kakak sepupunya. Ryota hanya tertawa. Aku tiba2 menjadi gugup. “Ah bukan, maksudku teman kerjaku, Suzuka”, jawabku dengan gugup. Rina dan Ryota pasti mengira aku dan Toru memang janjian untuk ketemuan. “Ah sudahlah, nikmati soremu yg indah ini. Aku dan Ryota pergi dulu ya”, Rina menarik lengan Ryota lalu melambaikan tangannya dan berjalan memasuki mobil Ryota.
Aku membalas lambaian tangannya dengan wajah tersipu-sipu. Sampai akhirnya mobil Ryota melaju pergi dan tak terlihat lagi.
“Ayo duduk”, kata Toru sambil menarikkan kursi untukku.

 

 

. . . . . . .

B E R S A M B U N G

 

😃

Nice to Meet You, Toru-san! (4)

Lanjuuuuuuttt. . .

 

 

 

“O ah heee, Toru-san?”, tiba2 seorang gadis ABG dan 2 orang temannya mendekat. “Ah iya ini Toru kan? Waaah lagi2 bersama gadis ini?”, tambah si gadis kedua. “Iya ya. Pine ya? Wah manis juga kalo dilihat langsung”, gadis ketiga agak sedikit ramah, terlihat dari nada bicara dan tatapannya padaku, dia berbeda dari dua orang temannya. “O oh ya”, aku hanya membalasa perkataannya dengan kata2 sesingkat mungkin. “Oh gomennasai, kami buru2”, tiba2 Toru menarik tanganku dan berbalik arah menuju ke mobilnya.

“Ah biasanya kedai ini tidak ramai, aku biasa makan sendiri dana man saja”, kata Toru. Kali ini kita sudah berada di dalam mobil Toru. Entah mengapa aku refleks berjalan mengikuti Toru, padahal aku sudah tau tentang gosip yang beredar.  “Toru-san.”, aku ingin bertanya, tapi aku ragu, hanya bisa memanggil namanya, tidak kulanjutkan pertanyaanku. “Hm?”, dia membalas perkataanku tadi, seolah mengerti maksudku. “Ah tidakpapa. Hmm aku turun di depan apartemenku saja ya”, kataku. “Mending kita sarapan dulu, kamu tadi mau sarapan kan? Gara2 aku malah gak jadi”, dia mengajakku sarapan. Oh God, ini mimpi di pagi buta macam apa ini… “Emm bukannya aku menolak ajakanmu, tapi kan…”, aku berkata sedikit hati2, namun dia memotong pembicaraanku. “Sudahlah, ikuti saja kata2ku, kali ini kita aman”, kata Toru sambal terus mengemudikan mobilnya. Sekitar 10 menit kami terdiam, aku tidak tau mau mengajaknya berbincang tentang apa, tentang gossip itu? Mana mungkin. “Kamu suka makan nasi pecel ya kalo sarapan?” tanyanya tiba2 memecah keheningan. “Oh hm iya, kadang2 sih”, jawabku singkat. Tiba2 Toru menepi pada sebuah jalan di depan sebuah bangunan besar yang sangat tinggi, seperti apartemen. Dia memainkan ponselnya seperti hendak menelpon sesorang.

“Kamu dimana? Oh. Aku di depan apartemenmu. Akum au minta tolong nih, sini dong. Aku tunggu di mobil ya”, isi pembicaraan Toru pada sesorang lewat ponselnya. 3 menit kemidian, seseorang datang mendekati mobil Toru, dia laki2 yang menggunakan celana pendek diatas lutut, kaos oblong putih dan sandal jepit. Toru segera membuka kaca jendela mobilnya. “What’s up, bro?”, laki2 itu sedikit merunduk, karena mobil Toru sedikit pendek. Laki2 itu melihatku duduk di kursi penumpang samping Toru, dia tersenyum dan mengangkat alisnya saat melihatku. “So she is Pine, right?”, katanya sambil menunjukku. Aku sedikit kaget saat dia menyebut namaku, ah tapi setelah kupikir, pasti karna gosip itu, ya semua orang mungkin sudah tau. “Hm Pine, ini Jamil. Dia temanku”, Toru memperkenalkan Jamil padaku. “Bro, beliin sarapan dong”, pinta Toru pada Jamil sambil sedikit menarik2 kaos Jamil, dia kelihatan imut sekali. “Tumben, biasa kamu pergi sarapan sendiri”, kata Jamil dengan tatapan curiga. “Oh aaaah aku tau. Ok, aku keluar sebentar, kalian naiklah ke dalam”, jawab Jamil sambil menunjuk gedung apatemen dibelakangnya kemudian tertawa dan memukul pelan lengan Toru. “Oh atau kau ke studio saja, disana pasti belum ada orang jam segini, disana juga daerah pinggir kota jadi kalian pasti tidak terlalu mencolok, sepi, sunyi, berdua, dan…”, kata2 Jamil terhenti karna Toru memukul kepalanya. “Hahaha ok aku belikan sarapan kalian, silahkan ke studio tuan dan nyonya”, Jamil berkata sambil mundur dua langkah dan melambaikan tangannya. Mobil Torupun pergi melaju meninggalkan Jamil. “Saya Yamashita Toru, driver anda nyonya Pine. Kita akan menuju ke studio ONE OK ROCK, mohon gunakan sabuk pengaman anda”, Toru berkata dengan formal kali ini, kawaii. Tapi… Apa? Studio ONE OK ROCK? “Aaaaah Toru-san, gomen ne! aku tidak bisa pergi bersamamu, aku harus latihan dengan SCANDAL jam 1 siang ini”, kataku dengan kedua tangan menempel dipipiku. “Kau pikir studio ONE OK ROCK ada di Planet Mars? Kau tidak akan datang telat pada latihan perdanamu, yakinlah padaku, toh ini baru jam setengah 9 pagi”, jawab Toru dengan dibubuhi sedikit tawa kecil yang membuatnya terlihat semakin tampan. Aku mulai berandai-andai sesuatu yg mustahil, “Baru saja tadi malam kita makan bersama, pagi ini kita juga akan makan bersama lagi, aaaaah andai saja bisa setiap hari, kita makan bersama, tertawa bersama, menangis bersama, menonton tv bersama, main gitar bersama, tidur bersama. What? TIDUR? BERSAMA?” tiba2 aku bangun dari khayalanku, segera kutampar pipiku kuat2. “Hey kenapa? Apa tidak sakit?”, tiba2 suara Toru muncul. Rupanya aku benar2 menampar wajahku sendiri kali ini. “O eh em tidakpapa, aku hanya sedikit ngantuk, supaya tetap sadar, aku menampar pipiku hehe”, aku segera menundukkan kepalaku. Aku benar2 malu. “Kalo ngantu ya tidur aja, nanti aku bangunin, masih 20 menit lagi kita baru sampai, toh tadi malam kita pulang larut malam, pasti kamu kurang tidur”, aaah Toru perhatian sekali. Andai saja pacarku dulu seperti dia, pasti tidak akan ku putuskan.

Kami sudah sampai di studio ONE OK ROCK. Studio yang sangat megah. Sesuai dengan ketenaran band ini. “Aku akan bekerja dengan SCANDAL untuk beberapa waktu ini, tapi aku bahkan belum menginjakkan kaki ke studio mereka, justru malah ke studio ONE OK ROCK duluan”, aku berkata pada Toru sambil terus memutarkan padangan pada setiap sisi studio ini. “Studio SCANDAL juga keren kok”, kata Toru dengan senyum menawan ala cowok2 ganteng di drama.

Kami duduk disebuah sofa, bersebelahan seperti semalam, hanya saja kali ini posisinya sedikit berjauhan, sofa ini cukup besar ukurannya jadi gak bisa mepet2 hahaha. Tiba2 toru berdiri. “Ah jadi lupa, mau minum apa? Ada air mineral, kopi, teh, susu, soda, atau… sake? Hahaha”, Toru tertawa membuatnya terlihat semakin bercahaya dimataku. Aku tidak menjawabnya, aku hanya terseyum melihat pangeran di depanku tertawa. “Ah ini masih pagi, apa kita minum susu saja ya?”, kali ini Toru berkata sambil berjalan menuju kulkas tang berada disudut ruangan. “Waaah ada susu strawberry, ini pasti punya Tomoya”, dia berbicara sendiri, seolah2 berbicara pada kulkas. Dia mengambil 2 kaleng susu, lalu menutup kulkas, dan berjalan ke arahku. “Minum dulu ya, gak ada makanan sih disini. Jamil lama bgt ya?”, Toru kembali duduk disampingku sambil menarik penutup kaleng susu dan memberikannya padaku. Dia bahkan membukakan kaleng susu untukku. Kali ini ketampanannya semakin bertambah, dan kupikir akan terus bertambah jika Jamil tidak segera datang. “Arigatou gozaimasu”, segera kuterima kaleng susu yang diberikannya dengan sedikit anggukan kepala. “Kenapa formal sekali sih? Apa aku setua itu untuk seumuranmu?”, katanya sambil meneguk susunya. Sebuah pemandangan indah dipagi hariku, jakun Toru bergerak naik turun beberapa kali, Toru juga sedikit mendangak, membuatku leluasa memperhatikan keindahan bagian lehernya. Aaaaaah aku akan gila jika tidak ada seseorang yang datang menyelamatkanku dari khayalan kotorku ini. Dan benar, Tuhan mendengar raungan hatiku yang begitu kuat, dia segera mengirimkan orang untuk menolongku dari kegilaan ini. Jamil akhirnya tiba di studio. “Sorry ya lama, tadi susah banget nyari nasi pecelnya”, dia datang dan membawa 3 porsi nasi pecel. Kami makan bersama, setelah makan kami mulai berbincang2, kali ini suasana sedikit lebih cair dibanding sebelumnya, karena Jamil sangat interaktif, dia tampak seperti orang yg sangat menyenangkan. Meskipun baru kenalan tadi pagi, tapi aku tidak sungkan berbicara lepas dengannya, aku bahkan sedikit curhat masalah rasa grogiku pada SCANDAL, aku juga bilang kalo aku sedikit takut untuk memulai latihanku siang ini. Dia segera menyemangatiku, dan meyakinkanku bahwa semua akan berjalan lancer. “Tidak ada yang perlu ditakutkan, kami semua sudah dengar tentang skill bermain gitarmu dari Miu. Ditambah lagi, semua mengira kau pacarnya Toru, salah satu gitaris handal yang dimiliki Jepang. Siapa yang berani meragukan permainanmu?”, Kata2 Jamil barusan membuatku membelalak. Seperti dugaanku, Jamil sudah tau tentang gosip ini. Toru yang sedang meneguk air mineral, tersedak seketika. Toru segera memukul kepala Jamil. Jamil hanya tertawa sambil memcoba menggelitiki perut Toru. “Ah tapi aku pikir, aku menyukaimu, Pine-chan. Jadi aku pasti setuju kalo kau dan Toru pacaran beneran hahaha”, kata2 Jamil kali ini, membuat pipiku memerah. Aku hanya tersenyum dan menundukkan kepalaku. Tiba2 aku teringat bahwa semalam Toru bilang adalah malam terakhir hari liburnya, berarti hari ini harusnya mereka mulai bekerja lagi. “Oh iya. Day off-mu sudah habiskan, Toru?”, tanyaku. “Iya jam 1 ini kita aka nada rapat kecil dengan manajemen untuk membicarakan konsep album baru”, jawab Jamil. Padahal aku bertanya pada Toru. “Hah? Ini sudah hampir jam 12, kalo begitu aku harus pergi sekarang”, segera aku bangkit dari sofa. “Baiklah nyonya, aku akan mengantar anda ke studio SCANDAL”, Toru juga segera bangkit dari sofa. Jamil hanya melirik kami berdua dengan senyuman lebar yang mungkin bermakna “cie cie cie”.

“Ah jangan, kamu harus rapat  kan? Aku naik bus aja. Masih sempat kok, masih ada waktu satu jam lebih”, kataku pada Toru. “Aku juga masih punya waktu untuk mengantarmu dan kembali kesini lagi”, Toru menarik tanganku, Jamilpun ikut mendorong punggungku, seolah menyuruhku untuk bersedia diantar oleh Toru.

 

Turun dari mobil Toru, aku kemudian melambaikan tanganku padanya dan tak lupa mengucapkan terima kasih. Rina yang barusan datang memukul pundakku dan berkata,”Jadi kalian sudah resmi pacaran nih?”, dia mencoba menggodaku kali ini. Dia tampak cantik sekali dengan dress warna maroon dengan sneakers putih. “Tidak… kami gak pacaran kok”, aku sedikit memonyongkan bibirku pada Rina.

Setelah 3 jam berada di studio SCANDAL akhirnya semua hampir selesai, mulai dari pertemuan dengan manajemen, tanda tangan kontrakku, dan perbincangan dengan para member mengenai lagu-lagu SCANDAL yang harus ku pelajari, dan juga kami sempat latihan beberapa lagu bersama. Tidak seburuk yang kubayangkan, justru berjalan lancar seperti kata Jamil tadi. Aku sungguh berterimakasih pada Miu, sudah mempromosikanku pada SCANDAL.

Sekarang pukul 16.30 aku berada disebuah kedai kopi menunggu Su-chan. Seperti biasa, hanya dia sahabatku satu2nya di Jepang. “Ah dari tadi ya? Maaf ya lama, aku tadi mampir ke toko kosmetik, bedakku mau habis hehe. Ah iya, dan ini sedikit hadiah untukmu”, Su memberiku sebuah kantung kecil yg terbuat dari kertas berwarna pink. “Apa ini? Aku lagi gak ulang tahun loh hari ini”, kataku. “Ah itu hadiah untuk menyemangatimu. Bagaimana latihanmu tadi?”, tanya Su antusias. “Hmmm gimana ya?”, kataku sambil membuka hadiahku, didalamnya ada penjepit bulu mata, mascara, eyeliner, dan pensil alis. “Aaaaah terimakasih untuk hadiah ini, tapi aku tidak yakin bisa menggunakannya dengan benar”, kataku. “Makanya kau harus belajar, masa kau hanya menggunakan bendak dan lipstick terus2an, kau ini akan sering tampil di hadapan banyak orang”, kata Su. “Ya tapi kan, pasti SCANDAL punya beberapa make up artist”, jawabku. “Yaaa yang ini kau gunakan saat kau pergi2 saja, atau saat kau kencan dengan Toru”, Su berkata sambil meletakkan telunjuknya pada pipiku dan aku segera menjauhkan wajahku. “Aaah jadi gossip itu benar ya?”, Su mendekatkan kepalanya padaku, dan membuka matanya yg sipit itu selebar2nya. “Ya gak lah, kalopun iya, gak mungkin kamu gak ku kasih tau duluan”, aku segera menempelkan telapak tanganku pada pipinya kemudian mendorongnya menjauh. “Baiklah, aku percaya kali ini. Tapi… aku lapar sekali, akum au di traktir sahabatku yang sebentar lagi akan terkenal ini”, Su mulai memasang wajah imutnya dan menempelkan kepalanya di bahuku.

Tiba2 dua orang wanita kurus tinggi, berkulit putih pucat, berambut pirang mendatangi kami. “Woaaah andai saja bodyku setinggi mereka”, kata Su sambil terkagum2. “Oh liat, mereka menuju kesini, apa bule2 itu temanmu?”, tanya Su padaku. “Tidak, aku tidak mengenal mereka”, jawabku. Dua gadis itu semakin mendekat. Dan akhirnya mengambil kursi dan duduk satu meja dengan kami tanpa permisi. “Pine-san?”, tanya salah satu dari mereka. “Iya. Kalian siapa?”, aku menjawab dengan sok ramah sambil mengulurkan tanganku, mengajak bersalaman. Tapi sama sekali tidak dibalas olehnya. Dia hanya tersenyum. “Jadi hubunganmu dan Toru sudah pada tahap apa?”, gadis lainnya mulai bertanya padaku. “Maaf, tapi bisa kalian jelaskan dulu, siapa kalian berdua?”, kali ini aku memasang wajah yang sedikit tidak bersahabat. “Iya, bisakah kalian berkenalan secara benar seperti orang pada umumnya?”, tambah Su. “Sudah jawab saja”, kata gadis itu sedikit membentak. Gadis satunya mengangkat tangan kirinya, seolah mengisyaratkan temannya untuk tidak emosi. “Well, I’m Nancy, Toru’s girlfriend. And this is Nyta, my friend. Oh, sorry. I mean, my best friend. Nice to meet you!”, gadis ini memperkenalkan dirinya dan temannya.

 

 

. . . . . . .

B E R S A M B U N G

Nice to Meet You, Toru-san! (3)

 

 

 

 

Judul :

Nice to Meet You, Toru-san! (3)

Writter :

Aishitoru

Genre :

Romance

Cast:

  • You as Pine
  • Toru Yamashita
  • ONE OK ROCK
  • SCANDAL Band

 

 

. . .

“Weits, tumben dateng, bro?” kata Ryota sambil memukul lengan Toru lalu memeluknya.
“Ah iya, kapan lagi aku bisa liat kamu gabung di girlband”, jawab Toru sabil tertawa yg juga diikuti oleh tawa semua member SCANDAL kecuali Mami karna masih berada di rumah sakit. Perkataan Toru, membuatnya menerima tendangan kasih sayang dari Ryota. Toru segera menempelkan kedua telapak tangannya, membuat simbol permohonan maaf. Mereka benar2 lucu.

“Ayo kita makan, aku lapar”, ajak Ryota sambil merangkul bahuku dan Toru. Disusul jg oleh Rina, Haru, Timo (Tomomi), Miu, dan beberapa crew lainnya.

“Ah gomen ne! Ibuku sedang sendirian dirumah, aku harus segera pulang, aku titip Pine pada kalian ya!”, kata Miu saat kita baru akan meniggalkan tempat konser.

“Ah tenang aja bro, mobil Toru kosong hahaha”, jawab Ryota sambil memberi salam perpisahan ala kali2 jantan pada Miu.

“Ah Miu aku ikut kau pulang saja”, kataku sambil mencegat Miu pulang.

“Jangan… beberapa minggu kedepan kau akan menggantikan Mami, kau harus mulai akrab dengan SCANDAL, ikutlah makan bersama mereka, mobil Toru jg nyaman, kalo dia macam2 teriak saja senyaring2nya”, kata Miu padaku yg membuat Toru memberi pukulan pada kepalanya dan disambut tawa oleh semua yg mendengar.

“Iya. ayo ikut aja, sekalian kita ngobrol2”, ajak Haru sambil menggandeng tanganku. Tak hanya Mami dan Rina yg super ramah. Ternyata sang vokalis SCANDAL juga sangat baik padaku.

“Ah ayolah, aku lapar”, tambah Timo yang juga mendorongku dari belakang seolah memaksaku untuk ikut mereka.

“Ok kalian bersenang2 lah. Aku titip Pine ya, jaga dia baik2, atau kalian akan Dibunuh oleh Mami jika membuat adiknya tidak nyaman dengan makan malam ini”, kata Miu sambil melambaikan tangan pada dan berlari kecil menuju mobilnya.

Semua personil SCANDAL dan beberapa crew menaiki mini bus milik SCANDAL. Aku dan Ryota menumpang di mobil Toru karena di tempat SCANDAL sudah full.

Sampai di sebuah restoran, kami memilih meja panjang karena kami semua berjumlah 12 orang. Tidak semua crew yg ikut, karena memang sudah hampir larut malam, banyak yg sudah capek dan milih makan dirumah aja.

Aku duduk diantara Rina dan Toru, kemudian Ryota duduk di samping kanan Toru. Di depanku ada Timo dan Haru. Aku sungguh tidak selera makan, mungkin aku salah tingkah berada di sekitar idolaku. Rina bahkan mengajariku memakai sumpit. Aku sungguh payah dalam menggunakannya. Sesekali Rina tertawa melihatku menggunakan sumpit, tapi dia selalu memperbaiki pada posisi yg benar. Ryota bahkan merekamku saat aku diajari Rina memegang sumpit. “This is Mr. Toru from ONE OK ROCK, dan disampingnya ada Pine-chan, our friend from Indonesia. Dia lagi diajarin pakai sumpit oleh Rina. Waaah Rina baik sekali ya hahaha and btw those are our two angels, Haru amd Timo”, Ryota terus merekam, Rina pun sesekali melambai ke arah kamera hp Ryota.

Toru terlihat sedang memainkan hpnya. “Wah gesit bgt ya, udah upload di ig aja nih, bro”, kata Toru pada Ryota.

“Dia upload apa?”, tanya Rina ingin tahu.

“Itu yg dia rekam tadi”, jawab Toru sambil menunjukan hpnya. Aku yg berada diantara Rina dan Toru jd ikut melihat layar hp Toru yg berada tepat dihadapanki. Kali ini kepala mereka berdua merapat ke arahku. Aku sampai menahan napas karena terlalu senang.

“Best dinner with best people! #SUPERBEAVER #SCANDAL #ONEOKROCK” itu caption yang ditulis Ryota di video yg dia upload di instagramnya.

“Waaah kawaii, susah sekali ya pakai sumpit?”, tanya Rina sambil membenturkan kepalanya ke kepalaku. Sontak kepalakupun terbentur ke kepala Toru.

“Wah kepalamu kuat sekali ya”, kata Toru sambil mengelus2 kepalanya.

“Iya dia memang keras kepala”, tambah Timo.

“Hahaha…”, Haru, Ryota, dan semua crew jadi tertawa.

Rina juga mengambil foto kami berenam (Dia, aku, haru, timo, toru, dan ryota), dia meminta salah satu crew untuk memfoto kami. “Ah foto ini aku upload di instagram ya?”, tanya Rina. “Yang mana? Jangan yg pas aku lg jelek ya!”, jawab Haruna.

“Ah yg ini saja. Apa username akun instagrammu pine? Aku mau tag kamu!”, tanya Rina sebelum mengupload foto itu.

“Tag aku dan Toru juga dong”, pinta Ryota dengan mata berkedip2.

 

“Kami makan malam tanpa Mami, foto ini sengaja kami upload agar Mami iri dan bisa segera sembuh. We love you Mami-chan. Btw, the girl beside Rina is Pine. She’ll help us on guitar position.”  caption untuk foto tadi dibuat Rina pada akun instagram @scandal_band_official. Tidak lupa foto itu jg di tag ke akunku, Ryota, dan Toru.

 

 

. . . .Esok harinya. . . .

 

Siang ini aku harus pergi latihan bersama SCANDAL. Sekarang masih pukul 07.30 aaah masih lama. Aku berbaring lagi dan mengambil ponselku, yg mencolok dari layar hpku ada lah notifikasi instagramku. Ada 4590 followers baruku, dan beberapa komentar dari foto di instagram SCANDAL, juga dari video yg di instagram Ryota yang di mention ke akunku. Bahkan beberapa fotoku jg ikut di komentari.

“Wah dia yg akan menggantikan Mami? Aku tidak yakin dia bisa bermain gitar”

“Hah? dia kan yg katanya mau ganttin Mami, jd dia orang Indonesia? Semoga SCANDAL tidak terpuruk karenanya ya”

“Wah dia ada Toru juga, kenapa gadis ini malah duduk disamping Toru sih?”

Sangat kesal membaca beberapa komentar pedas seperti itu. Tapi beberapa diantaranya juga ada komentar yg membuatku besar kepala.

“Dia kawaii bgt, mudahan bisa sehebat Mami ya”

“Congrats Pine! Semangat”

“Wah dia manis juga ya, apa dia pacarnya Toru. Dia pasti jago main gitar seperti pacarnya”

 

What?  Pacarnya Toru? Siapa? Aku? Aku mulai tertawa sendiri di apartemenku, entah apa ada saraf di otakku yg sedikit terganggu, tapi rasanya aku mau loncat kebawah, dari lantai 7 ini. Aaaaahhh😍

 

Tiba2 Su mengirimiku sebuah sms, “Cepat buka link ini”, dia mengirimkan sebuah link, aku segera mengkliknya. Batapa kagetnya aku.

“Pacar Toru ONE OK ROCK akan menggantikan posisi Mami SCANDAL”, itu judul sebuah artikel di berita online yg dikirim Su-chan padaku. Setelah judul itu, aku melihat beberapa fotoku dan Toru, yang bahkan aku tidak pernah menyadarinya.

Foto pertama saat Aku dan Toru keluar dari rumah sakit setelah menjenguk Mami, kali ini kami memang tidak berdua saja, ada Miu, Su, Rina dan Ryota. Tapi Toru berjalan tepat di sampingku dan dia sedang merokok jd tidak menggunakan maskernya. Disini terlihat jelas bahwa dia adalah Toru ONE OK ROCK.

Foto kedua, saat di belakang panggung SCANDAL, kali ini hanya kami berdua, di foto ini wajahku terlihat sangat lusuh, saat itu aku memang ketakutan, ketakutan jika tidak bisa bermain gitar dengan baik utk SCANDAL, di foto ini Toru telihat tersenyum, waktu itu dia memang seperti menyadari ketakutanku dan mencoba membuat suasana lebih baik. Aku ingat waktu itu seperti ada flash dari kamera, yg memfoto aku dan Toru.

Foto ketiga adalah saat aku menaiki mobil Toru. Sebenarnya kami tidak bedua saja, ada Ryota. Tapi dia sudah masuk dan duduk di kursi belakang, kemudian aku masuk dan duduk dikursi penumpang samping Toru. Di foto ini terlihat Toru membukakan pintu mobilnya untukku, padahal dia juga membukakan pintu untuk Ryota tp tidak di upload atau memang tidak di foto oleh sang paparazzi ini.

 

 

Aku jadi sedikit terbebani dengan berita ini, aku jadi takut untuk bertemu Toru lagi. Aku juga sangat takut dengan fangirls ONE OK ROCK. Huft!

Aku segara bangkit dari tempat tidur untum mandi dan peegi keluar mencari sarapan. Aku bosan sarapan ramen.

Kali ini aku harus lebih berhati2. Aku menggunakan masker kemanapun aku pergi. Bahkan untuk ke kedai sampai apartemenku, aku jg menggunakan masker.

“Hey, nyari sarapan juga?” tiba2 suara Toru terdengar saat aku mau memasuki kedai makanan.

 

 

. . . . .

B E R S A M B U N G

 

😜

Nice to Meet You, Toru-san! (2)

Judul :

Nice to Meet You, Toru-san! (2)

Writter :

Aishitoru

Genre :

Romance

Cast :

  • You as Pine
  • Toru Yamashita
  • ONE OK ROCK
  • SCANDAL

 

LET’S ENJOY IT !

 

 

#flashback

“Ah sial kenapa aku tidak pura2 sakit saja tadi?”, aku bicara pada diriku sendiri sambil menunggu bus terakhir. Sekarang sudah jam 22.20 dan aku baru saja keluar dari kantorku. Seniorku memaksaku untuk membantu pekerjaannya, memang bukan tanggung jawabku, harusnya aku bisa beralasan sakit untuk menolaknya. Tapi aku sungguh tak enak karna dia senpai yang agak menyeramkan.

“Krucuk krucuk…”, ah sial, suara perutku. Aku memang belum makan malam, terakhir makan siang dengan Su-chan. Seniorku yg seram hanya mentraktirku kopi selama di kantor tadi. Ah apa aku beli makan dulu? Tapi nanti aku ketinggalan bus, 10 menit lagi akan datang.

“Bagaimana? Apa sudah selesai? Tinggalkan saja dia sendiri di kantor kalau kau sudah lelah, pulanglah. Jangan biarkan dia seenaknya padamu”, Su-chan baru saja mengirimiku sms. Ternyata dia benar2 sahabat yg perhatian. Dia pasti khawatir karna aku berdua di kantor dengan senpai yg super seram.

“Sudah selesai kok, ini lagi nunggu bus mau pulang. Aaaaah aku capek bgt, untung besok weekend. Kau harus memijat bahuku saat kita bertemu nanti”, balasku.

 

Akhirnya bus datang juga. Aku segera naik dan memilih kursi terdekat dari pintu yg kumasuki tadi.

Di halte berikutnya, ada beberapa orang lagi yang naik ke bus. Salah satunya, seorang laki2, dia duduk disebelahku. Berpakaian serba hitam, menggunakan masker putih. Tubuhnya bau tembakau bercampur bau parfume maskulin, sepertinya dia perokok. Aku berulang kali melirik kearahnya. Namun diaasih tetap sibuk dengan ponselnya. Tiba2 bus rem mendadak karena ada sedikit kecelakaan di depan bus kami. Tanpa kusadari kopi yang kupegang dari tadi menupahin lengan kiri dan ponsel laki2 di sampingku. “Aaaaah gomenasai”, aku segera mengambil tissu dalam tasku. “Oh ok, don’t mind it”, ternyata dia ramah bgt, dan suaranyaaaaa uuuwh kayak cowok di iklan permen hexos haha. Segera dia menerima tissu dariku dan membersihkan ponselnya. “Apa kamu ada tissu lagi? Tanganku masih sedikit basah!”, tanyanya padaku. Ah suaranya, benar2 bikin ngefly. Kuberikan lagi tissuku. “Thank you”,balasnya. Setelah selesai, dia mengajakku berkenalan sambil membuka maskernya. “Oh kita belum kenalan ya, aku Toru. Nice to meet you.”, sambil mengulurkan tangan kanannya dia mengajakku berkenalan. Aku sungguh mau pingsan. Ternyata laki2 yg dari tadi duduk di sampingku ini Toru ONE OK ROCK. OMG! “What?!!!”,aku sedikit berteriak. Semua orang di bus melihat kearahku. Toru segera memakai maskernya lagi. Aku mengerti ternyata dia tidak ingin mencolok. “Gomenasai…”,aku segera berbisik minta maaf pada Toru sambil sedikit menundukkan kepalaku. “Ah iya, aku Pine, nice to meet you Toru-san!”, kataku dengan sangat pelan pada kata “Toru-san”. Dia menbalas uluran tanganku, dan kami saling berjabat tangan. Waaah rasanya pengen salto di dalam bus nih. Akhirnya bisa pegang tangan Toru, yg dari tangan ini melodi2 indah setiap lagu ONE OK ROCK berasal. “Tanganmu sedikit basah dan dingin ya, apa kamu sakit?”,tanyanya. “Aa o oh tidak, mungkin aku sedikit grogi”, aku segera melepaskan tanganku yg sebenarnya dari td tidak melepas tangan Toru. “Oh itu. Ponselmu, apa baik2 saja?”,tanyaku mengalihkan perhatian. “Oh iya ini masih bisa nyala kok, lagian cuma kecipratan kopi, bukan tenggelam dalam kopi hahaha”, jawabnya dengan sangat ramah.

#flashbackEND

 

 

“Oh iya tentu aku masih ingat”,jawabku dengan pipi yg agak ke-pink2an. “Woaaah kalian bertemu dimana?”, tanya Miu dengan antusias. “Rahasia”, jawab Toru sambil tersenyum dan kembali menghisap rokoknya. “Waaah rupanya senpai akan memulai scandal dengan wanita ya”, olok Mami pada Toru. “Hahaha”, semua tertawa.

Kami mulai berbincang2 bersama, mengenai banyak hal. Miu lah yang sering menjadi bahan bully-an oleh Ryota dan Toru. Sekitar 30 menit kami berbincang. Tiba2 Mami mendapat telepon.

“Oh ya. Ah aku baik2 saja kok. Mau kesini? Sini aja, bawa minum ya, ini ada senpai2 dan teman baruku yg mau aku kenalkan. Ok hati2 ya, cepat, aku tunggu!”, kira2 begitu pembicaraan Mami pada seseorang lewat ponselnya.

“Siapa?”, tanya Ryota.

“Rina. Dia mau kesini. Kalian jangan pulang dulu. Aku gak enak, gak ngasih minum ke tamuku. Rini sebentar lagi bawain minum kok.”, jawab Mami.

“Aaah akhirnya kau peka juga. Aku sudah haus parah nih”, tambah Toru.

 

“Hello everyone!”, sapa seorang gadis sambil membuka pintu kamar Mami. Iya dia Rina. Dia super kawaii. Dia juga cantik akut, parah. Aku makin merasa di dunia mimpi.

“Hi lil sista!”, Ryota menyabut Rina dengan pelukan layaknya seorang kakak laki2 pada adik perempuannya. Ryota juga menggantikan Rina membawa 2 kantung plastik besar yang dibawa Rina.

“Ah akhirnyaaa. Mana minumku”, kata Toru.

“Kamu ini gak sopan, sapa aku dulu kek!”, omel Rina pada Toru. Toru hanya sedikit tertawa. Miu tanpa kusadari juga sudah membuka kantung plastik yang baru saja diletakkan Ryota. “Kau mau minum apa Mami?”, tanya Miu. Mami orang pertama yg dia tanya. “Ah aku sudah minum infus ini dari kemarin, aku tidak haus, kalian saja.”, jawab Mami. “Baiklah aku ambil jatahmu”, balas Miu.

“Ah iya, Rina. Ini Pine. Bekerjasamalah dengannya. Tolong jaga dia ya”, Mami memperkenalkanku pada Rina.

“O hello, Pine. Watashi wa Rina desu!”,  Rina mengajakku berjabat tangan. Aku segera membalasnya,”Oh aku Pine.”

Semua anak band yg ada di ruangan ini, super ramah sekali. Sungguh beruntung Miu berada diantara mereka.

“Jadi, untuk konser SCANDAL malam ini, tolong Ryota-san yg gantiin aku dulu ya. Soalnya Pine belum pernah ikut SCANDAL latihan”, Mami berkata pada Ryota. Ryota hanya mengangguk sambil menghisap rokoknya. Tiba2 aku merasa berada dalam suasana rapat.

“Aku dan Rina sudah setuju masalah Pine untuk menggantikanku sementara. Aku yakin Haru dan Tomo pasti jg setuju. Nah kalau manajemen aku harap bisa segera menerima keputusanku ini”, lanjut Mami.

“Tapi kalian kan belum pernah latihan bareng, bahkan Haru dan Tomomi jg belum bertemu Pine”, tambah Toru. Nada pesimir Toru membuatku sedikit down. Bagamana nanti jika Haru dan Tomomi tidak menyukaiku? Aaaaaa….

“Aku sudah lama bersama mereka. Mereka pasti percaya padaku. Seperti mereka percaya pada Miu yg membawa Pine ke sini. Kami semua tidak akan saling member yg terbaik satu sama lain”, balas Mami.

“Baiklah. Selamat berjuang, semangat!”, Toru menepuk bahuku.

“Wooow lagi2 kau menunjukkan sikap seorang senpai pada juniormu ya haha”, tambah Rina.

 

 

Malamnya aku pergi untuk menonton penampilan SCANDAL dan Ryota-san. Kali ini bukan dari sisi penonton. Aku berada di balik panggung. Mereka sungguh luar biasa. Terutama saat lagu AWANAI TSUMORI NO, GENKI DE NE. Lagu yg memang diciotakan oleh Ryota untuk juniornya, SCANDAL. Aku bahkan menjadi pesimis, apa aku bisa menggantikan posisi Mami. Aku takut malah membuat SCANDAL menjadi buruk.

“Kau ini sedang kagum atau apa?”, tiba2 suara Toru muncul dari belakangku. Aku sedikit kaget dan hanya tersenyum tanpa menjawabnya.

“Ryota memang sedikit bertambah keren saat dipanggung”, tambahnya.

“Ah iya benar. Apa Toru-san tidak sibuk akhir2 ini sering terlihat?”,tanyaku.

“Hm iya. aku punya waktu libur 2 hari. Ini terakhir, makanya mau liat Ryota main sama cewek2 hahaha”, jawab Toru dengan sedikit tawa.

 

Tiba2 seperti flash kamera tertuju pada kami berdua sebanyak 3 kali. Suasana di belakang panggung lumayan gelap. Entah siapa yang melakukan.

 

 

. . . . . . . . .

B E R S A M B U N G

 

 

😃

Nice to meet you, Toru-san!

Judul :

Nice to Meet You, Toru-san!

Writter :

Aishitoru

Genre :

Romance

Cast :

  • You as Pine
  • Toru Yamashita
  • ONE OK ROCK
  • SCANDAL

 

LET’S ENJOY IT !

 

 

#YOU

“Iya ma, iyaaa. Aku bisa jaga diri kok, aku gak akan minum sake atau sejenisnya, aku gak akan keluar malam sendirian, aku gak akan bergaul dengan orang2 aneh. Aku janji! Kalo sudah sampai kamar nanti aku telpon ma, daaa”, segera kumatikan telpon dari mamaku.

Baru beberapa langkah keluar dari pesawat, mamaku langsung nelpon, sepertinya doi khawatir banget anak bungsunya yang baru dapat gelar S.Kom ini bakal kerja jauuuh banget dari rumah.

Yosh! ini Jepang sis, bro! Udah kayak mimpi bisa kerja disini, walaupun masih berstatus karyawan magang, tapiiiii ah senang luar biasa!!!

 

Disini aku tinggal di sebuah apartment yang bisa dibilang medium-class lah, gak mewah tapi jg gak jelek2 banget. Atas rekomendasi dari kakak tingkat yang pernah kerja di Tokyo, akhirnya aku pilih tempat ini untuk sementara waktu. Mudahan masih bisa dapat yg lebih murah.

Dengan pengalaman kursus bahasa Jepang yg aku ikutin sewaktu kuliah, syukurlah aku bisa bahasa Jepang walapun kurang fasih. Tapi terkadang aku lupa beberapa kosa kata, sehingga aku harus mencampurnya dengan bahasa inggris, untungnya teman2ku lumayan paham bahasa inggris, walaupun menurutku kemampuan mereka berbahasa inggris masih jauh dibawahku hehe.

Di kantor aku punya seorang senpai yang sangat baik dan cukup akrab denganku, namanya Suzuka, biasa aku panggil Su-san, cuma lama2 aku jadi panggil dia Su-chan. Biar imut hehe.

 

Selain ketemu di kantor, kita juga sering ketemu di luar kantor, biasanya kalo weekend dia suka ngajak aku nonton, makan, atau sekedar jalan keliling Tokyo. Dia harusnya terpilih jd duta wisata Tokyo haha.

Btw, Su-chan punya sepupu cowok yg cute abis, seumuran sama aku, cuma dia masih belum lulus kuliah, katanya sih rada bandel gitu, namanya Miura. Su ngenalin Miu ke aku waktu kita lagi di cafe yang pas kebetulan Miu dan bandnya lagi main disitu. Mulai hari itu aku, Su, dan Miu sering hang out bareng setiap weekend.
Suatu hari, aku diajak Miu untuk nampil bareng bandnya, katanya dia capek main gitar sambil nyanyi, dia pengen sekali2 jd vokalis tulen. Awal ketemu, dia emang nanya aku suka musik apa, bisa main alat musik apa aja, gitu2 deh. Aku bilang, aku gak terlalu tau banyak soal Japanese musics, kalo alat musik sih cuma bisa gitar, sama piano dikit2. Mungkin itu alasan dia nyuruh aku ikut ngiringin dia nyanyi.

*Suara tepuk tangan penonton*
“Wah terima kasih semuanya, aku jg mau terima kasih buat temanku, Pine karena udah bersedia gantikan aku di posisi gitar untuk malam ini. By the way, dia keren kan? Tepuk tangan lagi dong untuk dia”
Kata2 Miu bikin jadi blushing face aja nih.

Setelah main 3 lagu, kita istirahat dan duduk di meja pokok depan panggung. Aku dan anggota band lain sudah duduk, tapi Miu kelihatan sedang mendatangi temannya di meja sebelah kami.
“Wih keren abis, bro!”
“Thanks. Lama nih kamu gak keliatan!”
“Yoi, sekarang job baru, jd crew-nya SCANDAL.”
“Wuis sadis! enak dong tiap hari liat yg bening.”
Dari pembicaraan itu kedengarannya teman Miu crew SCANDAL BAND, ya ampun ini salah satu band Jepang Idolaku bangeeet.

 

Sampai suatu hari aku demam 2 hari 2 malam, aku terpaksa ijin gak ngantor. Bahkan selama 2 hari aku gak ada menyentuh hpku, hpku dalam keadaan silent. Setelah 2 hari dan hampir fit, aku mulai cek hpku yg sudah keadaan lowbat parah, sisa 7%.
Ada 5 missed call dan 1 sms dari Su-chan, dan yang lebih parah ada 33 missed call dan 5 sms dari Miu.
“Hey, gmn keadaanmu sekarang? aku mau ke apartemenmu tapi mobilku mogok, jadi mungkin besok aku kesana. Jangan lupa makan dan minum obatmu ya. Your fav office-mate!”

“Kamu dimana?”
“Angkat telponku, penting!”
“Woy!”
“Ya ampun kamu sakit ya, sorry aku baru tau dari Su.”
“Sorry bgt Pine, aku pasti berisik bgt ya nelpon berkali2, sms berkali2. Tapi ini penting bgt, kesempatan emas buat kamu ketemu SCANDAL. Mudahan kamu cpt sembuh, besok aku telpon lagi.”

“Ckrek!” Suara pintuku terbuka. Aku sedikit kaget.
“Morning, gimana keadaanmu?”
“Oh Su-chan, demamku sudah turun.”
(Btw karna sering sekali main ke apartemenku, Su sampai hapal passwordku, jd dia bisa masuk kapanpun)
“Oh bagus lah, kamu bisa bertemu SCANDAL sekarang juga!”, tiba2 suara Miu muncul, dia masuk menyusul Su.
“Haha kamu kaget ya? Sorry. Tapi dia dr kemarin nyariin kamu, jd pagi ini dia minta ikut”, Su sepertinya merasa tdk enak karena Miu ikut.
“Aaah gakpapa. Btw soal SCANDAL itu bukan omong kosongmu kan, Miu-chan?”, tanyaku serius.
“Tentu saja! cepat makan sarapanmu ini dan mandi. 1 jam lagi kau akan bertemu SCANDAL.”

 

“Hey, penipu! Kenapa kita malah ke rumah sakit? Apanya yg SCANDAL?! Nyebelin”, kataku ke Miu.

“Sudaaah ikut aja, jgn banyak bacot!”

Aku, Miu, dan Su menuju ke salah satu ruang VVIP. Entah apa lagi yang mereka rencanakan.

“Sumimasen, Mami-san. How are you?”,tanya Miu setelah membuka pintu kamar VVIP tersebut.

Betapa kagetnya aku. Pasien yg terbaring di kamar itu adalah, Mami SCANDAL. Miu tidak bohong. Benar dia memang Mami, gitaris SCANDAL. Dia cantik banget meskipun senyum dari atas tempat tidur pasien dan tanpa make up.

“Ayo masuk, i’m ok. Makasih udah mau dateng.”, sapa Mami ramah, sambil menyalimi Miu.

“Btw ini Pine, yg aku ceritain ke kamu. Dia jago kok main gitarnya, gak usah khawatir”, Miu mengenalkanku pada Mami.

“Oh iya kelihatannya dia sangat jago ya. Halo Pine, aku Mami”, Mami menyodorkan tangannya padaku.

“Aku sudah tau kamu Mami, siapa yg tidak kenal. Aaah kamu cantik bgt. Maaf kalo tanganku dingin dan sedikit bergetar. Aku ngefan bgt sama kamu soalnya”, sambil terus menjabat tangan Mami, mataku mulai berkaca2.

Mami tertawa lepas mendengar penyataanku. “Miu, temanmu imut bgt”

Btw Mami masuk rs karena patah kaki, gara2 dia naik motor, padahal baru sekali dia naik motor, pas kena apes aja di tabrak orang mabok yang nyetir mobil.

Belum lama kami berbincang, tiba2 ada suara pintu di ketuk.

“Iya masuk”, kata Mami.

“Hello sista! are you ok?”

Kali ini, Ryota si gitaris dari SUPER BEAVER. Ya SCANDAL dan SUPER BEAVER memang satu manajemen, Ryota dan Mami pasti sudah akrab.

Ryota gak datang sendiri. Dia bersama seorang cowok tinggi, kurus, pakai masker dan pakai kacamata hitam diatas rambutnya. Kayak gak asing sih.

“Aku baik2 aja kok, bro!”, jawab Mami sambil senyum yg bikin dia makin cantik.

“Eh bro, dari tadi?”, sapa Ryota pada Miu.

Hah? Ryotapun juga kenal Miu. Enak bgt jadi Miu, temenan sama artis2 Jepang.

“Baru aja kok”, Miu sambil kode2 ke Ryota. Dia ngelirik ke cowok yg barengan Ryota.

“Oh ini, astagaaa masa kamu gak kenal?”, Ryota sedikit tertawa.

“Wah rupanya ketenaranmu belum seberapa ya, Toru-san?”, tambah Mami.

Si cowok itu langsung membuka maskernya. Dan ternyata dia Toru. Iya, Toru Yamashita. Toru gitaris ONE OK ROCK. Ini kedua kalinya aku bertemu dia.

 

“Ah aku memang gak setenar kalian”, kata Toru merendah pada Ryota dan Mami.

“Sakit apa sih kamu? Kelihatannya lidahmu masih fasih membully orang”, tanya Toru ke Mami.

“Ah sensi banget senpai!”, jawab Mami.

“Hahaha”, seisi ruangan tertawa, kecuali aku. Aku masih gak yakin, bisa satu ruangan dengan Ryota, apalagi Mami dan Toru. Mereka semua gitaris favoritku. Aku follow Ryota dan Toru di Instagram, dan aku juga follow Mami di twitter. Apa amu masih belum sembuh? Apa ini khayalanku efek demam saja ya? Aaahh…

“Eh kenalin ini, Pine. yg bakal gantiin aku sementara di SCANDAL!”, Mami memperkenalkanku pada Ryota dan Toru. Eh eh eh tunggu, kayaknya ada yg salah dari kata2 Mami tadi. Aku membuka lebar2 mulutku saking kagetnya. Mataku membelalaku ke arah Mami. Aku bahkan tidak membalas jabatan tangan Ryota yang sudah tepat di depanku.

“Aaah memang belum aku bicarakan ke manajemen sih, tapi kalo aku yg pilih orangnya sendiri, mereka pasti setuju aja”, lanjut Mami.

“Dia kayaknya kaget bgt deh, bakal konser bareng SCANDAL, hehe”, kata Ryota.

“Mmm jadi gini, Mami-san, aku belum bilang ke dia. Aku cuma bilang, bakal nemuin dia sama SCANDAL. Maaf atas ekspresinya yg lebay tadi”, kata Miu.

“Iya. tapi dia pasti mau kok. Iya kan Pine? Iya kan?”, tambah Su.

Saat kebingungan bercampur bahagia ini, aku masih mencari2 dimana Toru. Aku bahkan tak melihat dia lagi, tadi dia ada di samping Mami. Aku menoleh semua sisi ruangan, dan mendapati Toru sedang membuka jendela.

“Aku sambil ngerokok gakpapa kan?”,tanya Toru.

“Aku ikut”,tambah Miu.

“Ah terserah. Toh ini rumah sakit. Banyak dokter spesialis organ dalam! Kalau saja kalian sekarat karna kanker paru2 disini, tak akan sulit mengevakuasi kalian”, omelan Mami hanya disambut tawa oleh Toru dan Miu.

“Oh jadi namamu, Pine ya? Kita pernah ketemu kan beberapa hari lalu?”, tanya Toru padaku, kemudian menyalakan koreknya.

 

 

 

. . . . .

 

B E R S A M B U N G