Nice to Meet You, Toru-san! (5)

#3hoursago

“Oh shit! dia gak jawab telponku”, teriak seorang gadis berambut pirang sambil melempar ponselnya ke kasur. Dia Nancy, seorang model berusia 21 tahun asal Rusia yg kini sedang mendapat job di Jepang. Sebelumnya dia juga sempat bekerja di Jepang, tapi hanya sekitar satu tahun. Dia tinggal disebuah apartemen bersama seorang temannya yg juga seorang model.
“So just find out her!”, kali ini temannya tampak seperti memberi saran padanya. Gadis yg bernama Nyta ini, merupakan teman Nancy yg setia. Nyta sedikit lebih pendek beberapa centimeter dari Nancy, namun ciri lainnya hampir menyerupai Nancy.
“How can i…?”, kata Nancy sambil menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Sang sahabatpun memeluknya sambil berkata,”Kalo memang benar mereka ada hubungan pasti suatu saat kita akan mendapati mereka bersama. Jika saat itu tiba, aku akan menggantikanmu untuk menjambak rambutnya, aku tau tak akan mampu melakukannya di depan Toru.”

Nyta akhirnya mengajak Nancy keluar apartemen untuk menenangkan diri, mereka sepakat untuk pergi ke sebuah kedai kopi.

“Oh shit! Nancy! Look at two girls in the corner. And look at the one who wearing navy shirt. She is that bitch, right?”, Nyta menunjuk ke arah meja yg di duduki dua orang gadis, yg salah satunya menggunakan kaos berwarna navy, ya itu aku!

 

~

“Oh well. nice to meet you too”, aku menjawab salam perkenalan dari Nancy.
“So?”, dia seperti memulai pertanyaan temannya tadi.
“Oh. Toru? Aaah your boyfriend is my friend. Haha”, aku sedikit sok asik kali ini. Ah padahal hatiku sedikit sakit mendengar salam perkenalannya tadi.
“Just friend? Are u sure?”, tanya Nancy lagi, dengan sedikit mendekatkan tubuhnya ke arahku.
“Ya. tentu saja”, hanya ku jawab dengan singkat.
“Ok. I believe what you said. So can you act like a friend to him?”, kata Nancy sambil menyandarkan kembali punggungnya pada kursi yg didudukinya.
“Sure. I always act like a friend suppose to do”, jawabku dengan sok cool lalu mengambil cangkir kopiku dan meneguknya.

“Oh. Ok. Thank you, Pine-san. Enjoy your coffee!”, kata Nancy sambil berlalu meninggalkan meja kami, lalu diikuti oleh Nyta.

“Benar kata ibuku, wanita yg hampir sempurna bentuk tubuh dan wajahnya biasanya punya perilaku buruk”, Su-chan berkata sambil terus melihat kedua gadis tadi dengan tatapan kesal. Aku hanya tersenyum, lalu meneguk kopiku hingga habis. “Pulang yok, aku belum mandi nih”, tiba2 aku membuat Su mengalihkan padangannya pada 2 gadis tadi menjadi ke arahku. “Aaah kamu gak asik, kita kan belum ngebahas 2 cewek tadi, masa udh mau pulang”, kata Su sambil melemparkan dua sacet gula ke arahku. Dia memang imut kalo lagi ngambek. “Apa yg harus kita bahas? Km bahkan dengar semua perkataannya td kan?”, kali ini melempar balik bungkusan2 kecil gula itu padanya. “Ah km pikir aku paham, km dan dia dari td pakai bahas inggris aku hanya tau waktu dia bilang, I’m Nancy, selebihnya dia berbicara terlalu cepat!”, kata Su lalu menempelkan kepalanya di meja. Aku tertawa tiada henti kali ini, Su lucu sekali, meski dia 3 tahun lebih tua dariku, tp aku rasa dia lebih imut dariku. Dia pasti sangat payah saat ujian toefl di part listening hahaha.
“Besok aku ceritakan di kantor ya”, aku coba menghentikan tingkah imutnya sambil mengacak-acak rambutnya dengan tangan kiriku. “Ah kau ini! Setidaknya ayo makan dulu sebelum pulang, traktir aku!”, katanya. Aku hanya mengangkat alisku lalu berdiri kemudian menarik tangannya mengajaknya keluar dari kedai kopi ini.

 

~

Aku berada di balik komputer di meja kerjaku. Sekarang pukul 11.20 dan sebentar lg akhirnya istirahat juga. Aku meraih ponselku, untuk mengirimi Su-chan sebuah sms, aku ingin mengajaknya mencari ice cream setelah makan siang nanti. Padahal kami berada dalam satu rungan, tapi kami memang lebih sering berbicang lewat sms jika di kantor. Takut mengganggu pekerjaan teman yg lain atau terkadang memang sedang membicarakan teman satu ruangan kami.

Belum sempat aku mengetik sms untuk Su, tiba2 ada sebuah sms masuk ke ponselku.
“Pine-chan, jangan lupa jam 1 ini latihan kedua kita ya. Your kawaii drummer, Rina”
Ternyata sms dari Rina. Hah? Apa? Aku harus latihan lagi jam 1 siang ini? Aku kan lagi kerja, gimana ini. Kenapa tidak latihan malam aja sih. Aaah bagaimana ini aku kan sudah tanda tangan kontrak dengan manajemen SCANDAL. Ah apa aku bilang saja kalo aku sedang tidak enak badan pada Rina ya. Ah tp aku ingin sekali bermain gitar, aku muak bahkan saat kerja aku masih mengingat Nancy. Aku ingin bertemu Rina dan lainnya, mereka selalu membuatku tertawa. Kusandarkan tubuhku pada kursi kerjaku, dengan menghembuskan napas panjang aku memejamkan mataku. Tiba2 aku menyadari kalo aku punya Su-chan, sahabat yg selalu mendengarkan keluhanku selama di Jepang. Mungkin aku harus meminta saran darinya. Segera ku ketik sebuah sms untuknya.
“Susul aku ke toilet sekarang ya”, aku berdiri meninggalkan ruanganku dan duluan berjalan ke toilet. Tak lama kemudian Su sudah berada beberapa langkah di belakangku.
“Sejak kapan kau takut ke toilet sendirian?”, tanya Su sambil memukul keningku dengan pulpen yg masih dia bawa dari ruangan kerja kami tadi. Aku segera menceritakan semua padanya. Tanpa berkata apapun, Su menarik tanganku berjalan keluar dari toilet dan masuk kembali ke ruangan kami. Dia menyuruhku duduk di kursiku kembali, tiba2 dia membereska meja kerjaku, memasukkan ponsel, notebook kecilku yg berwarna navy, dan beberapa barangku yg lain ke dalam tasku. Seorang temanku yg duduk bersebelahan denganku bertanya,”Udah mau pulang?”
“Iya. Pine sakit”, jawab Su singkat. Kemudian meletakkan tasku kembali diatas meja kerjaku lalu berjalan menjauh, ku tarik tangannya, dia melepaskan tanganku sambil berkata,”Kau tunggu saja”
Su ternyata berjalan menuju ruang kepala divisi kami. Beberapa menit kemudian Su keluar lalu segera menuju ke meja kerjanya, mengambil ponsel dan tasnya lalu menuju ke arahku. Menggandeng lenganku dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya membawa 2 tas, tasnya dan tasku.

“Jalannya pelan2 aja, masih kuat kan?”, dia berbicara padaku dengan wajah penuh kekhawatiran. 10 menit kemudian kami sampai di dalam mobilnya. “Ah sial! capek banget jalan pelan2 kayak tadi, bawa tas 2, terus nuntun orang satu ini”, dia berkata sambil melemparkan tasku kepangkuanku yg sudah duduk di kursi penumpang di sampingnya. “Ah terima kasih Su-chankuuu”, aku segera memelukknya erat2. “Hey hey hey sudah jam berapa ini, ayo ku antar ke tempat latihanmu”, dia berkata sambil melepaskan pelukanku. “Ah tidak usah, aku naik bus saja, kau kembalilah kerja”, kataku.
“Percuma aku acting tadi kalo aku tidak bisa mendapatkan waktu istirahat yg lebih panjang. Mereka kan mengira aku mengantarkanmu ke rumah sakit, lalu pasti aku jg harus makan siang, dan itu akan memakan waktu lama untuk kembali ke kantor. Sudahlah ayo aku antar, aku jg pengen liat studio SCANDAL”, Su menyalakan mesin mobilnya lalu kami meninggalkan kantor. Kami mampir membeli sushi dan memakannya selagi dalam perjalanan.

“Wah tepat waktu sekali, bahkan masih kurang 10 menit lagi”, kata Haruna. Dia orang pertama yg sampai sebelum aku. “Ah kenapa pakaianmu hari ini seperti orang kantoran?”, tanyanya. “Ah iya aku ada sedikit kerjaan sebelum kesini”, jawabku dengan sedikit cengiran.

“Oh Haru, kenalin ini Su, temanku, ah bukan, maksudku sahabatku”, aku memperkenalkan Su pada Haru. “Haruna” “Suzuka” jawab mereka bersamaan. “Wah Su-san cantik ya”, kata Haru memuji Su dan membuat Su sedikit salah tingkah. “Oh arigatou gozamasu, Haruna jg jauh lebih cantik aslinya dari pada di tv”, kata Su memuji balik Haru. Tak lama kemudian Rina dan Tomomipun datang, latihan segera kami mulai. Baru sekitar 15 menit kami mulai latihan, Su pamit untuk kembali ke kantor. Hanya sisa kami berempat di studio.

Sekitar 2 jam latihanpun selesai. Sekarang pukul 15.00, aku, Rina, dan Haru duduk di sofa sementara Tomomi mengambilkan kami minuman yg ada di kulkas. Sama seperti studio ONE OK ROCK, studio milik SCANDAL bagus, aku seperti mimpi bisa berteman sedekat ini dengan mereka. Tiba2 ponsel Rina berdering, segera dia jawab.
“Oh kenapa? aku lagi di studio nih, tapi udah kelar sih latihannya. Yah aku agak telat deh kesana, aku baru kelar nih masih ada urusan sedikit, gakpapa ya? Ok bye!”, Rina meletakkan kembali ponselnua di meja.
“Siapa?”, tanya Haru.
“Ryota. Dia minta ditemenin beli bunga, katanya malu kalo dia yg beli.”, jawab Rina sambil menggeleng2kan kepalanya.
“Yanagi-san?”, tanya Tomomi.
“Bukan Ryota senpai kita. Ryota kakak sepupuku, Ryota Kohama yg tidak suka pakai baju itu”, jawab Rina.
Aku sedikit kaget mendapati fakta bahwa Rina SCANDAL dan Ryota ONE OK ROCK adalah saudara sepupu. Mungkin ekspresiku kali ini terlalu terlihat, hingga Tomomi melemparkan bantal segi4 yg di pangkunya kearah wajahku dan mengundang tawa oleh member lainnya.

Beberapa menit kemudian, Ryota sudah ada di dalam studio. “Jadi ini urusan yg kamu bilang tadi? Ngegosip bareng? Ah sudah kuduga!”, kata Ryota tanpa mengucap salam terlebih dahulu.
“Hey. Ucapkan salam dulu”, kali ini Haru yg melemparkan bantal ke arah Ryota.
“Ah aku tidak akan pernah menang jika berkumpul dengan kalian, ayo Rina temani akuuu”, kali ini Ryota sedikit merengek sambil menarik2 tangan adik sepupunya.
“Hey kamu ini gak sopan, ini ada teman baru, bukannya kenalan malah buru2”, kata Tomomi pada Ryota sambil menunjuk ke arahku.
“Woaaah ini kan yg di berita online aku baca td pagi”, dia tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya, mengajakku berjabat tangan.
“Pine to moshimasu”, kataku memperkenalkan diri sambil menjabat tangan Ryota.
“Berita apa yg kamu baca td pagi?”, tanya Haru pada Ryota.
Ryota terlihat berkutat dengan ponselnya, beberapa detik kemudia memberikan ponselnya pada Haru,”Ini yg aku baca tadi pagi”

“Woaaah. Perhatian semuanya! Dengar ini. PACAR TORU ONE OK ROCK GANTIKAN MAMI SCANDAL. Sugoii. Jadi Pine ini…”, belum selesai Haru berbicara. Ryota segera merampas ponselnya dari tangan Haru. Ryota kembali tersenyum lebar ke arahku. “Ah jadi hubungan kalian berlanjut sejak makan malam itu?”, tanya Tomomi sambil menyenggol2 lenganku disertai senyumannya yg super kawaii.

Pukul 16.10 aku sudah berada di dalam mobil Ryota bersama dia dan Rina. Ryota memberiku tumpangan pulang, ah bukan pulang, seperti sore2 lainnya, aku ke sebuah kedai kopi dekat apartemenku. Aku menunggu Su pulang kerja. Dan… sampailah tujuanku. Aku segera membuka pintu mobil dan menoleh ke arah Ryota, untuk mengucapkan terima kasih, tapi Ryota tidak menghiraukanku sama sekali, dia malah membuka pintu dan keluar dari mobil dengan wajah tertawa ke arah keluar sana. Rinapun menoleh heran ke arah Ryota. Kemudian pandangan kami saling bertemu, Rina hanya mengangkat bahu melihat tingkah kakak sepupunya. Lalu padangan kami tertuju ke arah apa yg di lihat oleh Ryota. Seorang laki2 berkaca mata hitam, duduk di kedai kopi yg akan aku datangi, dia duduk di meja bagian luar dan sedang merokok. Iya. Dia Toru.

Rina segera turun dari mobil, dan menarikku keluar lalu menghampiri Ryota dan Toru.

“Ah jd ini teman yg akan kau temui di kedai ini?”, tanya Rina padaku tepat dihadapan Toru dan kakak sepupunya. Ryota hanya tertawa. Aku tiba2 menjadi gugup. “Ah bukan, maksudku teman kerjaku, Suzuka”, jawabku dengan gugup. Rina dan Ryota pasti mengira aku dan Toru memang janjian untuk ketemuan. “Ah sudahlah, nikmati soremu yg indah ini. Aku dan Ryota pergi dulu ya”, Rina menarik lengan Ryota lalu melambaikan tangannya dan berjalan memasuki mobil Ryota.
Aku membalas lambaian tangannya dengan wajah tersipu-sipu. Sampai akhirnya mobil Ryota melaju pergi dan tak terlihat lagi.
“Ayo duduk”, kata Toru sambil menarikkan kursi untukku.

 

 

. . . . . . .

B E R S A M B U N G

 

😃

5 thoughts on “Nice to Meet You, Toru-san! (5)

  1. kirakira sampai part berapa tamatnya nih kak? aku juga sukak beut sama bang toru 😍

    btw lucuk ya kalo ryota sama rina beneran sodaraan mereka berdua kyut abezzz

    Like

Leave a comment